Gerakan Nurani Bangsa saat bertemu dengan Wakil Presiden Ma’ruf Amin di Istana Wapres, Jakarta, Kamis (11/1/2024). (BP/Ant)

JAKARTA, BALIPOST.com – Sinta Nuriyah Wahid bersama Gerakan Nurani Bangsa (GNB) yang dipimpinnya menyampaikan lima Amanat Ciganjur yang disuarakan pada Peringatan Haul ke-14 K.H. Abdurrahman Wahid kepada Wakil Presiden Ma’ruf Amin dalam pertemuan di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (11/1).

Dikutipd dari kantor berita Antara, berdasarkan siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat (12/1), Amanat Ciganjur itu antara lain menyatakan Pemilu 2024 harus menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan sebagai perwujudan dari nilai ketuhanan, sekaligus sebagai sarana membentuk pemerintahan dan pengelolaan negara yang mengutamakan kesejahteraan rakyat, kemakmuran, dan kemaslahatan bersama.

GNB dalam pertemuan itu juga menyampaikan pandangan teguh bahwa Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia sebagai pemimpin pada cabang kekuasaan eksekutif diamanatkan dan diwajibkan berlaku adil dan menjadikan kemaslahatan publik sebagai kebajikan tertinggi. Begitu pula untuk para pemimpin pada cabang kekuasaan legislatif dan yudikatif.

Gerakan Nurani Bangsa mengimbau kepada para pemimpin pada cabang-cabang kekuasaan tersebut menunaikan amanah dan kewajiban dengan memastikan agar transisi kepemimpinan melalui Pemilihan Umum 2024 berjalan damai, adil, jujur, dan bermartabat.​​​​​​​

Baca juga:  Jangan Lupakan Sejarah Bangsa

GNB berpandangan transisi kepemimpinan melalui Pemilu 2024 merupakan rangkaian dari perjalanan penting kehidupan bangsa dan negara, namun bukan pemberhentian terakhir.

Oleh karenanya, GNB mengimbau setiap warga bangsa memperkuat partisipasi dan solidaritas bersama untuk mengawal dan mengawasi pemimpin yang terpilih dan pemerintahan yang terbentuk mewujudkan kesejahteraan rakyat, kemakmuran dan kemaslahatan bersama.​​​​​​​

GNB juga mengimbau para calon pemimpin yang sedang berjuang meraih kepercayaan publik menjadikan momen transisi kepemimpinan ini sebagai sarana membuktikan dan merayakan nilai-nilai kepemimpinan luhur sebagaimana diteladankan para pendiri bangsa.

Menurut GNB, momen ini seyogianya pula menjadi sarana melahirkan gagasan dan langkah-langkah strategis berdampak jangka panjang bagi kehidupan bangsa, seperti pengentasan kemiskinan, mengatasi perubahan iklim dan kerusakan lingkungan, pendistribusian kesejahteraan dan sumber daya secara adil, serta penghormatan hak dan martabat dasar manusia.​​​​​​​

Baca juga:  BPS Sebut Sektor Pariwisata Mulai Pulih, Kunjungan Naik Drastis di April

GNB juga mendorong agar Pemilu 2024 menjadi momentum memperkuat solidaritas dan konsensus nasional untuk mendorong penyelesaian kasus-kasus kebangsaan, seperti Papua.

Mereka juga kembali menyuarakan Seruan Tokoh Bangsa untuk Perdamaian di Tanah Papua pada 9 November 2023 di Gedung Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI).

Para tokoh bangsa di GNB meminta pemerintah dan para pihak yang berkonflik di Papua melanjutkan proses penjajakan damai yang harus difasilitasi penengah terpercaya dan imparsial, termasuk oleh tokoh nasional dan para pemimpin perempuan, agama, dan adat Papua.

Sebelumnya, sejumlah tokoh mulai dari istri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid, Sinta Nuriyah, hingga Quraish Shihab dan tokoh lainnya menemui Wakil Presiden Ma’ruf Amin di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (11/1), untuk membahas pentingnya menjaga keutuhan bangsa.

Baca juga:  Mendagri Harapkan Pemilu Persatukan Bangsa

“Sore hari ini para tokoh bangsa baru saja berdialog dengan Wapres Ma’ruf Amin dan tadi kami membicarakan tentang bagaimana menjaga keutuhan bangsa,” kata putri sulung Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Alissa Wahid, usai pertemuan.

Para tokoh yang hadir, yakni Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, Prof. Dr. M. Quraish Shihab, K.H. Sayyid Muhammad Hilal Al Aidid, Dr. (HC). H. Lukman Hakim Saifuddin, Dr. Karlina Rohima Supelli, Prof. Dr. Makarim Wibisono, MA, Ign. Kardinal Suharyo, Pendeta Gomar Gultom, dan Alissa Wahid.

Alissa menjelaskan bahwa para tokoh yang hadir membuat sebuah inisiatif berupa Gerakan Nurani Bangsa yang berangkat dari keinginan untuk menjaga keutuhan bangsa dan cita-cita bangsa Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Dia mengatakan bahwa untuk bisa menjaga cita-cita bangsa, dibutuhkan proses berbangsa, bernegara yang amanah dan baik, yang dalam hal ini perlu terus disuarakan bersama. (Kmb/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *