Sekda Gianyar, I Gusti Bagus Adi Widya Utama (BP/istimewa)

​GIANYAR, BALIPOST.com – Program pendidikan gratis di Kabupaten Gianyar terus direalisasikan, termasuk bantuan seragam sekolah bagi siswa baru Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Keputusan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gianyar untuk memberikan kain seragam dan ongkos jahit yang ditransfer langsung ke rekening siswa, merupakan langkah strategis yang memiliki dua tujuan utama yakni menjamin ketepatan ukuran seragam dan menggerakkan roda perekonomian desa.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Gianyar, I Gusti Bagus Adi Widya Utama, Rabu (8/10) mengatakan program ini sesuai janji Bupati Gianyar yang menginginkan pendidikan benar-benar gratis.

Baca juga:  Dilantik Anggota MPR, Supadma Perkenalkan Gerakan Bela Budaya

“Saat merancang anggaran, kami bersepakat untuk memberikan kain. Alasannya, sering terjadi di daerah lain, termasuk pernah anak laki-laki dapat rok atau ukurannya kekecilan/kebesaran. Untuk menghindari kesalahan fatal terkait pakaian, kami berikan kain saja,” ucapnya.

​Sekda Gianyar yang akrab disapa Gus Bem menjelaskan biaya jahit untuk seragam tersebut telah ditransfer langsung kepada siswa baru melalui rekening Bank BPD Bali. “Ongkos jahitnya kita transfer langsung kepada peserta didik yang baru, berkisar Rp180.000 hingga Rp200.000,” jelasnya.

Baca juga:  Koperasi di Buleleng Terapkan Sistem Digitalisasi

Dijelaskan, siswa menjahit pakaiannya di desanya masing-masing. “Kita punya banyak penjahit di desa, sehingga ini menjadi salah satu motor penggerak ekonomi,” paparnya. Lebih lanjut dikatakan, jika seragam diberikan dalam bentuk jadi (sudah dijahit), pabrik yang menang tender kemungkinan besar berasal dari luar Bali, yang menyebabkan uangnya keluar dari daerah.

Total seragam yang didistribusikan kepada setiap siswa baru adalah tiga pasang kain seragam (putih-merah/putih-biru, Pramuka, dan Batik atau endek) serta satu stel seragam olahraga yang sudah jadi, termasuk sepatu.

Baca juga:  Dinsos Badung Gelar Gerakan Minum Susu Bersama Anak-anak PKH Badung

Terkait keluhan keterlambatan pencairan uang jahit, Sekda membenarkan adanya kendala teknis. “Kemarin dari bank kewalahan karena satu angkatan yang masuk (SD dan SMP) berkisar 7.000 sampai 14.000 orang. Makanya kita imbau nanti tahun ini (yang akan masuk) sudah menyiapkan rekening siswanya,” tegasnya. (Wirnaya/balipost)

BAGIKAN