Penampilan tari rejang saat upacara melaspas dan mecaru di Pura Agung Jagatnatha, Kamis (26/10). (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Setelah melakukan perbaikan selama enam bulan, Pura Agung Jagatnatha, Denpasar kini sudah rampung. Bahkan, Kamis (26/10) telah digelar upacara pamelaspasan dan mecaru. Upacara ini dimeriahkan penampilan sejumlah tari wali. Salah satunya, Tari Rejang Sutri Witala. Tari wali ini ditarikan oleh 1.007 penari.

Rejang Sutri Witala ini dipersembahkan oleh Sanggar Tari Natya Swari. Selain itu, ada juga tari baris gede, rejang sari dan rejang dewa. Pembina sanggar, I Gusti Ngurah Gede Marhaendra Jaya mengatakan, rejang ini merupakan tari wali yang berfungsi sebagai tari pemendak.

Dikatakan dulu ditarikan oleh para pemangku perempuan atau sutri untuk memohon agar para dewa berkenan menyaksikan upacara yang digelar. Penari menggunakan pakaian khas, yakni kebaya putih, kamben atau kain poleng dan selendang merah.

Baca juga:  Penerbangan Internasional Dibuka, Imigrasi Lakukan Penyesuaian Visa "Onshore"

Dan dalam pelaksanaan melaspas Pura Jagatnatha ini awalnya hanya akan ditampilkan 700 penari. Namun seiring berjalannya waktu, peserta yang berminat pun bertambah. Hingga akhirnya penari yang bisa ikut sebanyak 1.007 orang.

Menurutnya, jika tidak dibatasi kemungkinan pebari yang terlibat bisa mencapai 2.000 orang. Peserta ini berasal dari seluruh Kota Denpasar.

Seperti diketahui, perbaikan Pura Jagatnatha ini sudah dimulai sejak Maret 2023 lalu dengan prosesi ngeruak pada 24 Maret 2023.

Baca juga:  Perkuat Hubungan, Thailand Serahkan Arca Buddha ke Indonesia

Kepala Dinas Perkim Kota Denpasar, Gede Cipta Sudewa mengatakan, dari semua pelaksanaan perbaikan tersebut, bangunan Padmasana dibiarkan utuh seperti semula karena memiliki nilai historis.

Selain itu, bale pawaregan dan perpustakaan juga tak diperbaiki. Sementara bangunan lainnya semua dipugar dan diperbaiki total.

“Untuk bangunan mayor kami menggunakan bata merah Tulikup yang kelas satu. Merah sebagai lambang Bhatara Brahma. Sementara ornamen menggunakan gaya khas bebadungan,” kata Cipta.

Selain itu, areal depan Pura Jagatnatha yang selama ini digunakan parkir juga ditinggikan dan parkir digeser ke depan Museum Bali.

Selain perbaikan bangunan yang ada, ada juga penambahan bale pesantian dan bale pawedaan diperlebar dengan konsep Tri Sadakha sehingga bisa tiga sulinggih sekaligus.

Baca juga:  Ruang Tampil Joged Bumbung Klasik Diminta Diperluas

Adapun pelaksana pembangunan yakni PT Adik Abang Qanita Pratama dan KSO PT Karya Dinamis Mesari. Sedangkan konsultan perencana PT Kencana Adhi Karma dan Konsultan Pengawas CV Tataring Bali.

Nilai kontrak perbaikan tersebut sebesar Rp 12,3 miliar dengan pagu anggaran Rp 15,4 miliar. Cipta menambahkan, untuk pengerjaan proyek Pura Jagatnatha ini dilaksanakan selama dua tahun anggaran.

Dimana untuk anggaran induk dilakukan perbaikan pada bangunan, dan pada anggaran perubahan akan ada lagi penataan halaman pura. (Asmara putera/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *