NEGARA, BALIPOST.com – Selain Pura khayangan tiga, Desa Adat Manggissari memiliki sejumlah pura yang masih disungsung krama sebagai Ista Dewata dan diyakini masyarakat. Selain Pura Bhujangga Sakti di Bunut Bolong, di Banjar Manggissari juga terdapat beberapa pura yang lokasinya di perbukitan seperti Pura Pingit, Pura Subak dan pembejian ratu sesuhunan Pura Desa.

Bendesa Adat Manggissari, I Nyoman Linggih mengatakan Pura yang berada di wilayah Banjar Manggissari ini di antaranya saling berdekatan dengan Pura Puseh lan desa. Dan diyakini masyarakat setempat memiliki keunikan serta sejarah yang mewarnai kehidupan warga saat ini.

Baca juga:  Penataan Ruang Diapresiasi, Jembrana Raih Penghargaan

Seperti Pura Beji berada dekat dengan Pura Desa yang juga dipercaya air dari sumber untuk tamba (pengobatan) orang yang mengalami gangguan jiwa. Sumber air (telebusa) Pembejian Ratu Sesuhunan Pura Puseh lan desa ini ditemukan pada saat Ngenteg Linggih tahun 1976 atau setelah gempa dahsyat di Bali Utara. Saat itu krisis air, dan mendapatkan petunjuk di lokasi saat inilah terdapat sumber air.

Baca juga:  Desa Adat Selumbung Tetap Lestarikan ”Dresta”

Sering digunakan untuk melukat untuk mengobati orang bingung ataupun gangguan jiwa. Selain pebejian, sekitar 3 kilometer dari lokasi itu juga terdapat Pura Pingit. Oleh masyarakat sekitar pura ini dipercaya sebagai petilasan Dang Hyang Dwijendra.

Warga meyakini di antara sejumlah pohon besar sebagai pertanda (pingit) ini merupakan tempat mesandekan Pedanda Sakti Wau Rauh. Sehingga di utama Pura terdapat sejumlah Palinggih di antaranya Palinggih Ida Bethari Melanting, gedong meru tumpang tiga, Padmasana, penglurah agung dan penglurah taksu. (Surya Dharma/balipost)

Baca juga:  Desa Adat Sedang Rutin Gelar Lomba “Makendang Tunggal” Setiap Tahun

Simak selengkapnya di video

BAGIKAN