MANGUPURA, BALIPOST.com – Tradisi matimpugan tipat bantal dilaksanakan krama Desa Adat Padangluwih, Dalung, Badung tiap Purnama Kapat. Tradisi yang juga disebut masalaran diawali dengan mempersembahkan pangusaban, dilanjutkan dengan magibung dan matimpugan tipat bantal bertempat di Pura Desa/Puseh setempat.

Bandesa Adat Padangluwih I Gusti Ngurah Oka Suradarma mengatakan, pihaknya berusaha konsisten melestarikan tradisi ini. Masalaran ini sebagai perwujudan rasa syukur atas anugerah dan kerahayuan dan kemakmuran yang diberikan Ida Sanghyang Parama Kawi. Walaupun tradisi ini berkaitan dengan budaya agraris, tetap menjadi ritual masyarakat Padangluwih.

Baca juga:  Desa Adat Putung Bikin Awig-awig Larang Menembak Burung

Dijelaskan, masalaran ini terkait dengan aci tabuh rah pengangon yang tersurat dalam lontar Tabuh Rah Pengangon. Aci masalaran diperkirakan telah ada sejak 1775. Sarana utamanya bantal dan tipat.  Bantal berkaitan dengan Sang Hyang Rare Angon, sedangkan tipat berkaitan dengan Dewi Hyang Nini Bhagawanti. Ini merupakan bagian tak terpisahkan dari tradisi agraris.

Upacara masalaran diawali dengan ngaturang soda pangusaban yang berisi banten salaran yang terdiri dari wakul tumpeng 2, rerasmen, tebu, biu, jaje begina, tipat sirikan 6, bantal daha 6, sampian, dan penyeneng alit. Tipat dan bantal inilah yang menjadi sarana katimpugan. (Parwata/balipost)

Baca juga:  Pria NTT Tantang Berkelahi, Warga Kapal Bunyikan Kulkul Bulus

Simak selengkapnya di video

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *