Wisatawan mancanegara mengisi liburannya di Pantai Canggu, Bali. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Penyerangan Hamas ke Israel memunculkan prediksi akan berdampak bagi sektor pariwisata Bali. Namun dalam jangka pendek, perang tersebut diprediksi tidak berdampak, karena jumlah wisatawan dari Timur Tengah tidak terlalu signifikan.

Ketua IHGMA Bali, Dr. Yoga Iswara, BBA., BBM., M.M., CHA., mengatakan, untuk pariwisata dalam jangka pendek, konflik ini tidak akan mempengaruhi jumlah kedatangan wisatawan mancanegara ke Indonesia, mengingat jumlah kedatangan wisatawan ke Indonesia semakin menguat dan belum ada tanda-tanda pengurangan kedatangan serta bookingan baik yang ke Indonesia pada umumnya dan Bali khususnya.

CEO Pramana Experience Sudirga Yusa mengatakan, dampak dari ketegangan baru di timur tengah antara pejuang Hamas Palestina dan Israel untuk pariwisata Bali mungkin akan kecil, mengingat mayoritas calon wisatawan asing dari kedua negara tersebut terbilang kecil. Sama seperti awal ketegangan antara Rusia dan Ukraina yang diprediksi berakibat pada pariwisata Bali atau Indonesia.

Baca juga:  Mulai Ramai, Wisatawan Kunjungi Watersport Tanjung Benoa

“Namun kita lihat hal tersebut masih bisa ditoleransi. Tentu dampak tidak langsung akan ada dari konflik memanas di timur tengah ini harus diwaspadai, terutama bagi Bali, Indonesia. Termasuk juga arah politik luar negeri kita yang akan menjadi sorotan bagi negara – negara lain dan tentu menjadi domain untuk bisa menggangu tingkat kunjungan ke destinasi kita di Indonesia termasuk Bali,” ujarnya,

Menurut Ketua IHGMA Bali kunjungan wisatawan asing tahun 2023 diprediksi akan melebihi target yang telah ditetapkan yaitu diperkirakan mencapai 5,5 juta dari target 4,5 juta. Hingga bulan September 2023 kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali sudah mencapai 3,9 Juta atau 86 persen dari target yang ditetapkan, dan kondisi ini masih tetap menguat hingga bulan Desember 2023.

Baca juga:  Pemkab Bangli Diminta Bayar Petugas Pasar Tepat Waktu

Dampak langsung yang bisa dilihat adalah kunjungan wisata religi ke daerah konflik tersebut seperti Israel dari Indonesia sudah pastinya terganggu dan bahkan dihentikan sementara, sesuai keterangan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) mengungkapkan sebanyak 230 warga negara Indonesia (WNI) tengah melakukan wisata religi di Israel saat milisi Palestina, Hamas, serang selatan negara Zionis itu. “Semoga proses kontijensi evakuasi untuk warga negara Indonesia baik yang sedang berlibur dan tinggal di sana bisa berjalan lancar,” ucapnya.

Baca juga:  Tahun Ini, Indonesia Belum Bisa Buka Penerbangan Internasional untuk Gaet Wisman

Namun, konflik ini tentu akan berdampak pada perekonomian dunia, khususnya pada harga minyak mentah. Namun ia berharap konflik ini tidak mengulang krisis yang terjadi pada Oktober 1973, yaitu Ramadan War, yang mana negara-negara Arab serentak menyerang Israel.

Ia berharap agar konflik ini jangan sampai meluas ke timur Tengah, karena serangan tersebut juga menjadi guncangan keuangan global baru di tengah masih kencangnya sentimen kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) mendatang. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN