Aparat membubarkan tajen yang digelar di Petang, Badung. (BP/Istimewa)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Penyelenggaraan tajen hingga dilakukan penggerebekan di Petang berbuntut panjang. Polda Bali memberi perhatian stajenerius masalah ini dan memanggil Kapolsek Petang, AKP I Gusti Ngurah Ketut Sukerata, Rabu (20/9).

AKP Sukerata menjalani pemeriksaan di Bid. Propam Polda Bali. Saat dikonfirmasi terkait pemanggilan tersebut, Kasi Humas Polres Badung Iptu Ketut Sudana, Kamis (21/9) membenarkan hal tersebut. “(Pemanggilan) terkait surat permakluman tabuh rah dan hanya dimintai keterangan terkait surat tersebut,” ujarnya.

Baca juga:  Tahun Baru, Sejumlah Kendaraan Terbakar

Sedangkan surat permakluman tersebut tertanggal 10 September 2023. Surat tersebut diajukan Bendesa Adat Petang, I Dewa Gede Usadi dan isinya
dalam rangka upacara piodalan di Pura Pucak Manik, Selasa 19 September 2023 yang mana dalam upaya tersebut disertai dengan aci tabuh rah.

Adapun aci tabuh rah tersebut dilaksanakan pukul 14.00 WITA, tempatnya di jaba pura Pucak Manik. Sedangkan surat tersebut ditandatangani Bendesa Adat Petang dan penanggung jawab aci tabuh rah, Beny Surya. Surat tersebut ditembuskan ke Kapolres Badung.

Baca juga:  Dari Segini Tuntutan Pembunuh Teller Bank hingga Kisah Pertemuan WN Slovakia dengan Mantan Pacarnya

Seperti diberitakan, cuplikan video berdurasi 1 menit 47 detik terkait pembubaran tajen viral di media sosial (medsos), Selasa (19/9). Dalam video tersebut terlihat banyak bebotoh tajen mengenakan pakaian adat madya berkumpul di kebun karena penggerebekan tersebut. Lokasinya di areal Pura Pucak Manik, Desa Petang, Petang, Badung.

Dalam video itu disebutkan tajen digerebek polisi dan membuat para membotoh lari tunggang langgang. Bahkan mereka kabur ke kebun-kebun milik warga setempat.

Baca juga:  BNI-Polri Luncurkan Kartu Promoter

Menindaklanjuti penggerebekan tersebut, penanggung jawab aci/tabuh rah, I Wayan Beni Surya (32) dipanggil ke Polsek Petang untuk klarifikasi. Beni mengaku tidak ada mengundang pihak luar Petang untuk mengikuti kegiatan tersebut. Menurutnya kegiatan aci / tabuh rah tersebut diselenggarakan hanya tiga saet saja dan setelah itu berhenti atau bubar. (Kerta Negara/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *