Foto dokumen almarhum Bupati Klungkung periode 1998-2003 (kiri) dengan Wakil Bupati Klungkung saat itu, Dewa Gede Sena. (BP/Istimewa)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Bupati Klungkung periode 1998-2003 Ir. Tjokorda Gde Ngurah meninggal dunia, (8/9). Sosok panutan yang sederhana, tegas dan jujur ini, berpulang setelah sempat mendapat perawatan di RSU Grha Bhakti Medika Klungkung selama dua hari.

Kondisi kesehatannya terus menurun, setelah menderita berbagai penyakit, seperti diabetes. Adik almarhum Tjokorda Gde Ngurah, yakni Tjokorda Gde Oka, mengatakan rencananya, palebon almarhum Tjokorda Gde Ngurah akan dilaksanakan pada 17 September 2023.

Sebelum palebon, akan dilaksanakan berbagai persiapan karya palebon ini di Puri Semarabawa Klungkung, pada 14 September 2023, mulai dari nancep taring, ngulapin ke Pura Dalem Agung, mendak pedanda, melaspas kajang, hingga mapeningan.

Baca juga:  Mandi di Sungai Wos, Warga Temukan Jasad Perempuan Tak Berbusana

“Almarhum meninggal dunia pada usia 75 tahun. Rencananya langsung palebon pada 17 September 2023,” katanya.

Selama hidupnya, Tjokorda Gde Ngurah menjadi sosok panutan bagi keluarga, demikian juga saat menjabat sebagai Bupati Klungkung. Menurut salah satu kerabatnya, yakni Tjokorda Bagus Oka, banyak hal yang bisa dipelajari dari sosoknya, sebagai seorang pemimpin.

Ia mengatakan pada sisa masa hidupnya, almarhum masing berupaya berjuang untuk menyelesaikan berbagai persoalan. Salah satunya, menyelesaikan misi menjadikan Ida Dewa Agung Jambe agar menjadi Pahlawan Nasional dan misi mewujudkan tata kelola peninggalan paling bersejarah di Klungkung, Kerta Gosa, agar dapat dilestarikan dan dikelola secara harmonis antara Pemkab Klungkung dan Puri Agung Klungkung.

Baca juga:  Tambahan Harian Kasus COVID-19 Nasional Masih di Atas 10.000! Aturan Perjalanan Diperketat

Sosoknya yang sederhana, tegas dan jujur, juga begitu melekat pada Dewa Gede Sena, mantan Wakil Bupati Klungkung kala itu, yang mendampingi almarhum menjabat sebagai Bupati Klungkung selama periode 1998-2003. Dewa Sena sendiri mengaku cukup kaget setelah mendengar kabar Tjokorda Gde Ngurah telah berpulang.

“Saya mendapat kabar duka dari keponakannya, bahwa beliau telah berpulang. Seketika saya terkenang masa-masa bersama menjabat dulu. Ada banyak pembangunan yang dapat kita wujudkan, sampai akhirnya masa jabatan kami berdua berakhir,” kenang Dewa Sena.

Semasa menjabat pada periode itu, salah satu pembangunan monumental yang terwujud, adalah pembangunan Dermaga Nusa Penida, lengkap dengan Kapal Roro. Keberadaan pelabuhan ini pada akhirnya mampu menjadi pintu masuk  berkembangnya Nusa Penida kala itu. Setelah pelabuhan beroperasi beberapa bulan, keduanya kemudian mengakhiri masa jabatan, dengan harapan Bupati dan Wakil Bupati Klungkung berikutnya, dapat mewujudkan dermaga penyanding di Klungkung Daratan. Sehingga, terwujud konektivitas Klungkung Daratan dengan wilayah Kepulauan Nusa Penida.

Baca juga:  Soal Prosesi Upacara Prof Gelebet, Keluarga Belum Menentukan

“Sejak kami mengakhiri masa jabatan, sampai sekarang sudah 20 tahun berlalu, nyatanya sampai sekarang dermaga penyanding itu, tidak bisa terwujud di Klungkung Daratan. Dermaga Gunaksa yang digadang-gadang menjadi dermaga penyanding, sekarang pun sudah tinggal bangkai beton,” tutup Dewa Sena. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *