Keluarga dari korban musibah putusnya tali sling lift di resort kawasan Kedewatan, Ubud, Sabtu (2/9) mengadakan upacara penetralisir (ngulapin) sesuai kepercayaan Hindu. (BP/Istimewa)

GIANYAR, BALIPOST.com – Keluarga dari korban musibah putusnya tali sling lift di resort kawasan Kedewatan, Ubud, Sabtu (2/9) mengadakan upacara penetralisir (ngulapin) sesuai kepercayaan Hindu. Pada Jumat (1/9), sebanyak 5 pegawai di resort itu tewas karena lift yang ditumpangi terjun bebas dari ketinggian.

Tak hanya keluarga korban, para karyawan di resort itu juga turut hadir. Pihak keluarga dari lima korban terlihat membawa perlengkapan upacara menuruni tangga menuju lokasi jatuhnya korban.

Selanjut pihak keluarga menggelar doa dan ritual ngulapin atau ngeplogin. Tangis keluarga pecah saat berlangsungnya ritual ngulapin.

Baca juga:  Ribuan Warga akan Melasti 22 Kilo Serangkaian Piodalan di Pura Samuan Tiga

Pande Merta selaku paman Kadek Hardiyanti, menyampaikan mereka datang ke lokasi untuk menggelar upacara ngulapin. Hasil keputusan keluarga, setelah upacara ngulapin akan dilaksanakan upacara penguburan. “Saat ini masih menunggu keputusan dan izin dari kepolisian berkaitan penyelidikan apakah diberikan membawa korban ke rumah duka, jika diizinkan malam ini akan dilaksanakan prosesi penguburan,” jelas Pande.

Diberitakan, hingga Sabtu pagi, lima jasad korban kecelakaan kerja di resort yang lokasinya ada di Kedewatan itu masih dititpkan. Tiga jasad ada di RSU Payangan. Sedangkan dua lainnya di RS Ari Canti.

Baca juga:  SSB Padangtegal U-15 ke Putaran Nasional

Direktur RSU Payangan, dr. I Gusti Ngurah Gede Putra, S.Ked. M.Si. menyampaikan pengambilan ketiga jasad masih menunggu keputusan keluarga terkait pelaksanaan upacara. “Keluarga masih berdiskusi kapan upacara masing-masing dan bagaimana tindak lanjutnya,” ucapnya.

Berdasarkan laporan Polsek Ubud, tiga korban yang dititipkan meliputi Ni Luh Supernigsih (20) asal Desa Melinggih Kelod Payangan, I Wayan Aries Setiawan (23) dari Desa Lodtunduh, Kecamatan Ubud, dan Kadek Yanti Pradewi (19) asal Desa Munduk, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng.

Ketiga korban sebelumnya sempat mendapatkan perawatan medis di RSU Payangan. Karena terlempar, ketiganya mengalami luka di sekujur tubuh.

Baca juga:  2019, 3 Obyek Wisata Ini Masih Favorit di Tabanan

Dua korban meninggal di TKP, yaitu Kadek Hardiyanti dan Sang Putu Bayu Adi Krisna. Jasad keduanya dititip di Rumah Sakit Ari Canti Ubud.

Menurut Direktur RS Ari Canti, dr. I Putu Oka Darmawan, MARS, jasad keduanya masih dititip. Jasad Aries akan dipulangkan 7 September sambil menunggu info dari keluarga.

Sedangkan jasad Kadek Hardiyanti yang berasal dari Taman Bali rencananya dipulangkan sore ini. Pihak keluarga disebutnya masih mengurus izin pemulangan dari kepolisian. (Wirnaya/balipost)

BAGIKAN