Harga janur yang digunakan untuk pembuatan banten oleh umat Hindu mengalami kenaikan harga jelang perayaan Galungan dan Kuningan. (BP/sinta)

DENPASAR, BALIPOST.com – Jelang Galungan dan Kuningan, harga janur (busung) mengalami kenaikan. Bahkan karena tingginya permintaan dari umat Hindu untuk membuat banten, harga busung melambung hingga 2 kali lipat.

Salah satu pedagang di Pasar Kereneng yang mengakui adanya kenaikan harga ini adalah Sarmini (66) asal Klungkung. Ditemui di Pasar Kereneng, Senin (31/7), Sarmini mengatakan kenaikan harga busung terjadi sejak 3 hari yang lalu. “Busungnya agak naik sedikit. Biasanya yang kecil-kecil ini Rp 12.500 satu ikat, tapi kalau tidak rahinan sekitar Rp 10.000,” jelasnya.

Baca juga:  Sidang PK Winasa, Pemohon Sebut Kasusnya Direkayasa dan Peradilan Sesat

Ia mengatakan naiknya harga busung ini akibat banyak yang mencari tetapi pengirimannya sedikit. “Hari raya gini pasti banyak yang nyari, tapi dari pihak pengirim sedikit ngirimnya karena susah juga nyarinya. Apalagi kalau hujan makin susah buat nyarinya,” ujar Sarmini.

Kenaikan harga yang relatif tinggi, hingga dua kali lipat harga normal disampaikan Wayan. “Iya, naik sekarang sampe 2x lipat, kalo Busung Jawa biasanya Rp10.000 sekarang Rp 25.000 satu ikatnya. Kalau Busung Bali naiknya sedikit, biasanya Rp40.000 sekarang Rp 50.000,” jelasnya.

Baca juga:  Hadapi Kelesuan Ekonomi, Pedagang Turunkan Harga Pernak Pernik Penjor Galungan

Wayan mengaku jika harga busung sudah naik sejak minggu lalu saat umat Hindu merayakan Sugihan. “Ini naiknya dikit demi sedikit mulai dari sugihan kemarin, nanti Kuningan biasanya paling mahal karena banyak banten yang memerlukan bahan busung,” jelasnya. (Sinta/balipost)

BAGIKAN