Manggala Utama PAKIS MDA Provinsi Bali, Ny. Putri Suastini Koster saat acara “Tresna lan Punia”, di Wantilan Pura Dalem Puri, Desa Adat Peliatan, Ubud, Gianyar, Sabtu (22/7) malam. (BP/Ist)

GIANYAR, BALIPOST. com – Manggala Utama Paiketan Krama Istri Bali (Pakis) Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali, Ny. Putri Suastini Koster kembali mengingatkan masyarakat adat, terutamanya bendesa adat, krama istri hingga yowana untuk selalu siaga menjaga keajegan Bali di tengah gerusan pengaruh budaya luar yang ingin mengganti adat dan budaya Bali. Hal itu disampaikannya saat acara “Tresna lan Punia” yang dilaksanakan oleh Pakis MDA Provinsi Bali, di Wantilan Pura Dalem Puri, Desa Adat Peliatan, Ubud, Gianyar, Sabtu (22/7) malam.

Wanita yang juga merupakan pendamping orang nomor satu di Bali itu, mengungkapkan bahwa beberapa pengaruh luar yang ingin menggerus kepercayaan kita, seperti Sampradaya. “Kita tidak anti, bahkan kita menghormati, tapi jika sudah mulai menjelek-jelekkan warisan leluhur kita seperti upacara adat, dan lain-lain harus kita antisipasi bersama,” tegas wanita yang akrab disapa Bunda Putri itu.

Pada kesempatan itu juga hadir Ketua TP PKK Kabupaten Gianyar Ny. Ida Ayu Surya Adnyani Mahayastra, Kepala Dinas Pemajuan Desa Adat Provinsi Bali IGAK Kartika Jaya Seputra, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali I Wayan Sunada, Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Made Teja, Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Provinsi Bali Gede Pramana, Kepala Dinas Kesehatan dr. I Nyoman Gede Anom, Direktur Rumah Sakit Mata Bali Mandara dr. Ni Made Yuniti, Ketua IBI Bali Luh Putu Sukarini, hingga masyarakat Desa Adat Peliatan tersebut.

Baca juga:  Terancam Molor, Pelebaran Jalan Simpang Jimbaran

Bunda Putri pun menyampaikan bahwa leluhur Bali sudah mewariskan kearifan lokal yang adiluhung, yang menjadikan masyarakat Bali mempunyai identitas. Sehingga sangatlah tidak pantas menggantikannya dengan ajaran luar. Apalagi, ia meyakini bahwa tradisi, adat dan kebudayaan Bali tidak dibuat begitu saja. Namun, dilahirkan melalui proses yang panjang dengan memperhatikan alam, lingkungan, dan manusia yang memang cocok diterapkan di Bali. “Itulah yang menjadikan Bali mempunyai taksu dan memikat wisatawan asing ke sini. Apalagi Ubud sebagai kampung turis, harus kita tunjukkan Taksu Bali yang sesungguhnya,” tegasnya.

Ia menambahkan, Gubernur Bali Wayan Koster dan Wakil Gubernur Bali Cok Ace dengan visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”, melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana Menuju Bali Era Baru yang mengandung makna menjaga kesucian dan keharmonisan alam beserta isinya kembali menuju Bali yang baru. Yakni, Bali yang sesungguhnya diwariskan oleh leluhur dan lelangit, yang pelan-pelan mulai dilupakan oleh masyarakat Bali sendiri. “Untuk itu saya mengajak bendesa, paiketan istri, pecalang hingga yowana bersatu dan bersama-sama dengan Pemerintah Provinsi Bali berupaya menjaga keajegan Bali,” tandasnya.

Baca juga:  Putri Suastini Koster: Ajegkan Tari Rejang Sesuai Pakem dan Fungsinya

Hal yang sama juga disampaikan oleh Kepala Dinas Pemajuan Masyarakat Adat Provinsi Bali, IGAK Kartika Jaya Seputra. Ia mengajak seluruh peserta acara itu untuk mendukung program – program Pemprov Bali dengan visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana Menuju Bali Era Baru, khususnya mendukung upaya pelestarian seni, adat, tradisi, dan budaya Bali yang memang getol dijalankan oleh Gubernur Koster dan Wagub Cok Ace melalui hal-hal konkrit. Seperti, penerbitan regulasi berupa SE, Perda dan Pergub, membentuk Dinas PMA, mendirikan gedung MDA beserta fasilitas sarana prasarana perkantoran hingga kendaraan operasionalnya, APBD Semesta Berencana, hibah untuk MDA, serta BKK untuk desa adat.

Baca juga:  Pelaku Curanmor Gagal Beli Motor

Sementara Bendesa Adat Peliatan, Ketut Sandi menyampaikan terima kasih kepada Manggala Utama PAKIS MDA Bali, Ny. Putri Koster sudah menyempatkan untuk mengunjungi desanya dan berbagi dengan masyarakat. Ia pun mengungkapkan apresiasi terhadap PAKIS MDA Bali dan Gubernur Koster yang begitu peduli dengan adat dan kebudayaan Bali.

Dalam kegiatan Tresna lan Punia ini, PAKIS MDA Bali menyerahkan bantuan kepada 150 warga yang terdiri dari lansia, ibu hamil, disabilitas, krama istri, pecalang dan yowana. Bantuan yang disalurkan sebanyak 3 ton beras, 300 liter minyak goreng, 150 krat telur dan susu. Sehingga masing – masing penerima mendapatkan 20 kg beras, 2 liter minyak goreng serta satu krat telur dan satu box susu. Selain sembako juga disalurkan bantuan berupa bibit tanaman cabe dan gumitir sudamala. (Kmb/Balipost)

BAGIKAN