Kepala Dishub Bali, IGW Samsi Gunarta. (BP/Dokumen Antara)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali di bawah kepemimpinan Gubernur Wayan Koster berencana mengembangkan transportasi publik LRT (Light Rail Transit). Yaitu, moda transportasi berupa kereta dengan konstruksi ringan.

Bahkan, rencana pembangunan LRT diungkapkan Gubernur Koster saat bertemu dengan Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste,  Owen Jenkins di Gedung Jayasabha, Denpasar pada 11 Mei 2023. Gubernur Koster menyebut rencana pembangunan LRT berkaitan dengan implementasi kebijakan energi bersih yang sesuai dengan visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru.

Baca juga:  Di Kuta, Masih Ditemukan Warga dan Wisatawan Nongkrong di Warung Makan

Salah satu programnya mengenai Bali Energi Bersih, yaitu sesuai pelaksanaan Peraturan Gubernur Bali Nomor 45 Tahun 2019 dan Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai sesuai pelaksanaan Peraturan Gubernur Bali Nomor 48 Tahun 2019.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Bali, IGW Samsi Gunarta, Minggu (16/7), mengungkapkan rencana pembangunan LRT Bali sudah dibahas Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) atau Bappenas. Pemerintah Korea pun sudah membantu melakukan feasibility study atau analisis kelayakan proyek.

Anggaran pembangunan LRT Bali ini diproyeksi mencapai Rp 10 triliun. Alokasi anggarannya untuk infrastruktur dan prasarana.

Baca juga:  Lima Berita Terpopuler Kemarin : Dari CEO Termuda BRI hingga Belasan Akses Masuk Pantai Kuta Ditutup Permanen

Samsi melanjutkan bahwa Dishub Bali mendorong percepatan kajian kelayakan proyeknya. Setelah itu, barulah menyiapkan pendanaannya. Namun anggaran itu, sambung Samsi, terbilang besar jika harus diongkosi dari APBD Bali.

Oleh karenanya, pendanaan proyek tersebut tidak akan sepenuhnya mengandalkan APBD. Adapun, untuk tahap awal, rute LRT Bali disiapkan dari Bandar Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali menuju objek wisata utama di Kabupaten Badung.

Selanjutnya, rute akan dikembangkan menuju seluruh wilayah di Bali. Samsi menyebut, Pemprov Bali lebih memilih membangun LRT ketimbang moda transportasi umum lainnya. Alasannya, karena Bandar Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali tidak memiliki akses yang mudah untuk wisatawan menuju tempat wisata. Sehingga, kerap kali terjadi kemacetan sepanjang jalan keluar Bandara Internasional I Gusti Ngurai Rai menuju tempat wisata seputaran Kabupaten Badung.

Baca juga:  Tiga Zona Merah Sumbang 75 Persen Kasus Baru

Samsi pun berharap LRT Bali akan terealisasi dengan cepat dan beroperasi pada 2027. Sehingga, kemacetan dapat diminimalisasi. Terutama dari arah Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai menuju tujuan wisata ke daerah Badung. (Winatha/balipost)

BAGIKAN