Ilustrasi. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Keluhan dari orang tua/wali peserta pendaftaran peserta didik baru (PPDB) SMA/SMK karena anaknya tidak diterima di sekolah yang diinginkan dikumpulkan Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi Bali. Jumlah ortu yang mengeluhkan ini mencapai ratusan orang.

Staf BPTEKDIK Disdikpora Bali, Komang Ayu yang bertugas mengumpulkan keluhan wali siswa mengatakan sejak Senin (3/7) kemarin ratusan orang sudah melaporkan kendalanya dan dicatat dalam formulir pengaduan. “Ini blangko (formulir pengaduan) kita kasih ke atasan nanti untuk dicek, mana yang bisa kami tindak pasti dihubungi karena sudah mencantumkan nomor HP,” kata dia di Denpasar, dikutip dari Kantor Berita Antara, Selasa (4/7).

Baca juga:  Ini, Jadwal Irjen Jayan Lakukan Serah Terima di Polda Bali

Untuk diketahui, sejak kemarin ratusan orang tua peserta PPDB di Bali mendatangi kantor Disdikpora Bali untuk meminta kejelasan karena anaknya ditolak di sekolah negeri. Beberapa diantaranya mengaku semestinya diterima.

“Kalau harapan orang mtua sudah pasti anaknya dapat sekolah, kami juga ingin mereka dapat sekolah tapi dengan jalur zonasi dan lainnya di PPDB sudah tidak dapat bagaimana kita tidak bisa memutuskan itu sistem semua,” ujar Komang Ayu.

Ia menjelaskan, bahwa sejatinya formulir pengaduan yang dikumpulkan tidak semua dapat diakomodir. Lantaran pendaftaran telah berakhir, bahkan pendaftaran ulang di masing-masing SMA/SMK akan berakhir besok karena tahun ajaran akan dimulai pada Senin (10/7).

Baca juga:  Isu SARA di Rekrutmen Naker Pariwisata, Disnaker Didorong Buat Perda Ketenagakerjaan

Menurutnya, beberapa permasalahan diakibatkan oleh ketidaktelitian orangtua. Jika mereka mau mengadu lebih awal maka akan lebih mudah untuk dibantu. “Mungkin sebelum pengumuman dia ke sini kita bisa bantu, yang salahnya mereka ketika sudah pengumuman baru berbondong-bondong ke sini, mereka tidak selalu memantau pergerakan dari sistemnya,” jelasnya.

Sementara itu, Suartama (35) selaku salah satu orangtua siswa masih berharap teleponnya berdering karena dihubungi pihak Disdikpora Bali. Ia datang setelah dua kali ke SMAN 7 Denpasar dan diminta mengadu ke dinas, sementara di dinas hanya diminta mengisi formulir pengaduan dan menunggu jika sewaktu-waktu dihubungi.

Baca juga:  Hampir 75 Persen Kasus COVID-19 Baru Ada di Empat Zona Merah Ini

“Tujuan saya menanyakan perihal anak saya daftar di SMAN 7 Denpasar jarak dari rumah ke sekolah cuma 1,34 km tapi tidak lolos, setelah saya cek di sekolah ada salah satu siswa yang lolos itu jarak rumahnya hampir 3 km sangat jauh bedanya dengan saya,” tutur Suartama.

Atas kondisi ini, Suartama hendak meminta klarifikasi dari pihak Disdikpora Bali. Sebab, setelah kejadian tersebut anaknya cukup terkejut hingga mogok makan. (kmb/balipost)

BAGIKAN