Prosesi pemukulan kempul yang menandai peresmian Pembukaan Living World Denpasar oleh Wakil Gubernur Bali, Prof. Tjok Oka Sukawati, Kapolda Bali, Irjen Pol Putu Jayan Danu Putra, Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Sonny Aprianto, S.E., M.M., bersama Chairman Kawan Lama Group, Kuncoro Wibowo serta deretan manajemen Kawan Lama Group dan Living World Denpasar. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pusat perbelanjaan dengan konsep “Home Living & Eat-ertainment” yang dikembangkan oleh Kawan Lama Group, resmi membuka mal ketiganya di Kota Denpasar, Jumat (24/3). Dalam pembukaan tersebut hadir Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati mewakili Gubernur Bali, Wayan Koster.

Dalam kata sambutannya, pria yang akrab disapa Cok Ace ini menuturkan, kehadiran Living World Denpasar akan memberikan dampak positif ke masyarakat Bali khususnya kota Denpasar. Ia mengapresiasi kehadiran mal dengan konsep ramah lingkungan ini karena telah membuka lapangan kerja baru untuk tenaga kerja lokal, dan turut menggerakan geliat perekonomian. “Kami turut senang dengan pembukaan Living World ini, dan berharap Living World Denpasar dapat terus memberikan kontribusi positif untuk kemajuan Bali,” ujarnya.

Sementara itu, Business Development Director, Kawan Lama Group, Sugiyanto Wibawa menerangkan arsitektur mal ini sarat akan nuansa dan budaya Bali. Mengedepankan keindahan Pulau Dewata, juga mengaplikasikan konsep ramah lingkungan.

Baca juga:  Jualan Ini, Calo Tanah Ditangkap

Menurutnya mall yang dibangun di atas tanah sekitar 3,5 hektare dengan luasan bangunan dan parkir sekitar 120.000 meter persegi ini menjadi mall terbesar di Bali. Dibangun dengan mengambil inspirasi dari alam, budaya, seni, dan eksotisnya Bali. “Bukan hanya bicara membangun suatu bangunan, tetapi kita bicara membangun dengan hati, jiwa, pikiran, kesenian. Kita bicara seolah-olah bukan hanya membangun, namum mengukir. Menciptakan suatu keindahan Bali, kita kumpulkan menjadi satu. Sehingga tempat ini menjadi tempat kumpulnya masyarakat Bali, dan kebanggaan orang-orang Bali,” terangnya.

Direktur Living World Denpasar, Theresia Setiadjaja menambahkan, Living World Denpasar juga dirancang menjadi mal yang ramah lingkungan. Diterapkan konsep energy efficient architecture (arsitektur dengan penggunaan energi yang efisien) pada sistem prasarana bangunan serta konsep mengelola kembali limbah air kotor untuk penyiraman tanaman dan pengisian kolam.

Sejalan dengan harapan Gubernur Bali, Living World Denpasar sebagai pusat perbelanjaan terbesar di Bali dengan ratusan tenant juga telah menyerap 70 persen tenaga kerja lokal. Ke depannya juga dapat meningkatkan pendapatan serta pembangunan yang signifikan di wilayah sekitarnya.

Baca juga:  Ratusan WNA Masih Datang ke Bali, Tiongkok di Peringkat Pertama

Dalam momen pembukaan ini, Living World Denpasar juga menyuarakan komitmen kepeduliannya terhadap pelestarian budaya dan pengembangan komunitas di Bali, melalui pemberian apresiasi kepada Ni Ketut Arini, Maestro Legong kebanggaan Bali yang telah mendunia dan tengah aktif melestarikan kesenian tari legong melalui sanggar tari yang dikelolanya. Living World pun turut memberikan dukungan terhadap sanggar tari Bali Aswinantha, yang telah menciptakan tarian Living World Signature Dance, dengan makna filosofis yang mengekspresikan rasa cinta terhadap lingkungan serta rukun dan damai dengan alam semesta dalam rangkaian gerakan dan koreografinya, dalam bentuk pemberian dukungan sarana dan prasarana, serta berbagai pelatihan untuk menunjang pelestarian seni dan budaya Bali.

Tidak hanya itu, Living World Denpasar juga menyediakan fasilitas yang dapat dimanfaatkan oleh sanggar tari untuk terus berlatih dan berkarya. Pengembangan UMKM lokal juga menjadi perhatian Living World Denpasar. Untuk itu, Living World Denpasar telah menjalankan dua program kontribusi sosial, yaitu pelatihan untuk meningkatkan kualitas produk yang ditawarkan oleh UMKM di bidang kuliner, kriya, dan fashion Bali.

Baca juga:  Hotel dan Restoran Ajukan Penangguhan Pajak

Dalam bidang kuliner, Living World Denpasar berkolaborasi dengan Samsaka Group mengkurasi dan membina lebih dari 50 startup kuliner lokal di area Asian Market dan menjadi destinasi kuliner bagi domestik maupun turis mancanegara. Sedangkan dalam bidang kriya dan fashion, Living World Denpasar akan mengadakan pagelaran busana untuk memamerkan karya-karya UMKM lokal dengan menggandeng Pendopo, rumah UMKM lokal, yang juga merupakan bagian dari Kawan Lama Group.

Selain itu, Living World Denpasar juga menyediakan fashion street, suatu area khusus yang menyajikan brand-brand fashion kebanggaan anak negeri. Melalui berbagai inisiatif kegiatan keberlanjutan yang dilakukan, Living World berharap dapat terus memberikan dampak positif yang signifikan, khususnya bagi warga Bali. (Eka Adhiyasa/balipost)

BAGIKAN