Petugas melakukan pengangkutan sampah di TPS Lumintang, Denpasar. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Masalah sampah adalah permasalahan pelik yang masih dihadapi bersama saat ini. Sayangnya upaya serius belum nampak dilakukan pemerintah dan masyarakat. Pembangunan tiga Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) yang akan dioperasikan pada pertengahan Maret 2023 di Denpasar belum diyakini mampu mengatasi masalah sampah. Aturan sampah berbasis sumber jangan hanya berhenti di aturan saja. Perlu sinergi seluruh komponen, baik pemerintah maupun masyarakat.

Ketua Komunitas Malu Dong Buang Sampah Sembarangan, Komang Sudiarta, menegaskan bahwa permasalahan sampah merupakan tanggung jawab bersama. Apalagi pemerintah sudah memiliki program sampah berbasis sumber.

Baca juga:  BKSDA Sebut Baru Pertama Kali Ada Buaya Ditemukan di Pantai Legian

Sehingga, kebijakan ini harus dilakukan/diterapkan di lapangan oleh masyarakat. “Kalau cuma aturan saja tanpa aksinya, sampah akan menuju ke tempat lain, seperti sungai atau tebing seperti yang saya lihat kebanyakan dipedesaan. Ini (penanganan sampah, red) harus serius kita lakukan bersama-sama. Tanggung jawab bersama inilah yang saya lihat tidak serius dilakukan,” ujar Komang Sudiarta, Kamis (23/2).

Oleh karena itu, pria yang akrab disapa Komang Bemo ini menyarankan agar penyelesaian penanganan sampah harus dilakukan secara bersama-sama dari hulu hingga hilir. Di hulu, masyarakat harus diedukasi/disosialisasikan dengan konsistensi dan sesuai dengan target, yaitu paling tidak memahami konsep 3 R (Reduce, Reuse, Recycle).

Baca juga:  Melonjak Lagi!! Tambahan Kasus Harian Positif COVID-19 di Bali Capai Puluhan Orang

Selain itu, perlu support komunitas yang berhubungan dengan pemanfaatan sampah daur ulang ini, supaya tidak terlalu banyak sampah menuju ke TPS atau TPA. Selain itu, tekan juga pengusaha penghasil sampah plastik.

Caranya, pmerintah mulai membuat aturan yang membuat efek jera terutama masyarakat dan pengusaha. “Di hilirnya, supaya lebih profesional lagi di dalam proses pengolahan termasuk armada dan personalnya,” tegasnya.

Tidak hanya itu, pemerintah juga harus mempersiapkan generasi-generasi baru yang memang sadar akan permasalahan sampah. Di samping menjaga kebersihan, mencari generasi muda juga sangat penting, karena dari generasi muda nanti akan tumbuh rasa peduli terhadap kebersihan lingkungan dari hal kecil hingga pada permasalah sampah yang pelik selama ini.

Baca juga:  Areal Terdampak Capai Hektaran, Pemadaman Kebakaran TPA Gunakan "Water Bombing"

Sebagai Ketua komunitas peduli terhadap sampah, hal tersebut sudah dilakukannya dimulai dari sekolah-sekolah. “Dan peranan kami sebagai Komunitas Malu Dong Buang Sampah Sembarangan, kami tetap dan konsisten dijalur membangun mental manusianya supaya perduli dengan persoalan sampahnya sendiri dulu, kami lakukan dengan edukasi dan aksi,” ungkapnya. (Winatha/balipost)

BAGIKAN