Sekda Gianyar, Dewa Gede Alit Mudiarta. (BP/Wir)

GIANYAR, BALIPOST.com – Diare menjadi kasus outbreak (wabah) di kecamatan Blahbatuh, khususnya di Desa Pering, puluhan kasus diare ditemukan dalam beberapa hari. Berdasarkan data yang diperoleh, Senin (20/2), dalam waktu lima hari, terdapat 86 orang terjangkit kasus sakit diare.

Kemunculan wabah diare ini sejak Senin (13/2) lalu. Pemkab Gianyar telah menurunkan Tim melibatkan Dinas Kesehatan (Diskes) bersama UPTD. Kesmas Blahbatuh I dengan langkah pencegahan dengan penerapan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), kata Sekda Gianyar Dewa Gede Alit Mudiarta, dikonfirmasi, Senin (20/2).

Baca juga:  Pelinggih Gedong Penyimpenan Pura Dalem Puri Disambar Petir

Diungkapkannya, petugas surveilan Dinkes awalnya menerima info 3 orang menderita diare dengan gejala diare akut, mual, muntah dan demam. Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar segera berkoordinasi dengan Puskesmas Blahbatuh 1 dan Perbekel Desa Pering serta Kelian Banjar Tojan Tegal hasil penelusuran selama 5 hari terdata 86 kasus.

“Kebanyakan warga yang sakit sembuh dalam waktu 1 -5 hari, dan setelah gencar melakukan penanganan dan sosialisasi PHBS tidak ada lagi kasus diare yang muncul,” ucapnya.

Baca juga:  Libur Nataru, Bandara Ngurah Rai Layani 1,25 Juta Penumpang

Berdasarkan hasil penelusuran Tim Dinkes penyebab penyakit diare karena masyarakat mengkonsumsi air minum dari sumber mata air yang berada di Perangsada yang tidak dimasak. Ini, lebih berisiko terkena diare.

Berdasarkan gejala klinis, masa inkubasi, dugaan sementara kejadian outbreak diare ini disebabkan oleh bakteri phatogen (E.Coli, Campylobacter Enteritis), yang mencemari sumber mata air yang digunakan oleh masyarakat untuk kebutuhan masak dan minum setiap harinya.

Dipaparkannya, Tim Diskes sudah mengambil sampel air dari sumber rumah tangga. Tim Dinkes sudah menekankan penerapan PHBS, salah satunya membiasakan masyarakat meminum air yang sudah dimasak. “Tim sudah diperintahkan setiap hari turun melakukan pengecekan dan sosialisasi, mudah mudahan tidak ada lagi kasus diare di Desa Pering,” ucapnya.

Baca juga:  Trump dan Istrinya Positif COVID-19

Dewa Alit Mudiarta menegaskan sosialisasi PHBS sudah menyasar sekolah dan lingkungan masyarakat. Dalam sosialisasi, Pemerintah juga melibatkan TP-PKK Desa dalam pembinaan keluarga dan pemantauan kasus. (Wirnaya/Balipost)

BAGIKAN