Suasana peringatan 1.000 tahun Prasasti Baturan yang diselenggarakan Desa Adat Batuan. (BP/Istimewa)

GIANYAR, BALIPOST.com – Desa adat di Bali memiliki keunikan masing-masing. Seperti Desa Adat Batuan, Sukawati, Gianyar pada Senin (26/12) memperingati 1.000 tahun ditulisnya Prasasti Baturan atau “Sahasra Warsa Batuan”.

Prasasti yang ditulis di atas tembaga sebanyak 7 lempeng bolak-balik berangka tahun Çaka 944 atau masehi 1.022 menceritakan sejarah Desa Batuan dan perjuangan para pemimpin di desa saat itu. Prasasti Baturan ini sempat dibaca R. Goris pada tahun 1930. Dilihat  dari angka tahun 1.022 hingga sekarang tahun 2022 sehingga Prasasti Baturan tersebut sudah berumur 1.000 tahun.

Dalam peringatan 1.000 tahun Prasasti Baturan, prajuru Desa Adat Batuan menggelar sejumlah kegiatan lomba-lomba karya di Pura Puseh dan Pura Desa. Bahkan puncak acara Senin (26/12) dihadiri Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace, Bupati Gianyar, Made Mahayastra dan sejumlah pejabat penting lainnya.

Baca juga:  Desa Adat Penarungan Lestarikan Tradisi ”Mapeed”

Bendesa Adat Batuan, I Nyoman Begawan didampingi Wakil Bendesa Adat Batuan, I Wayan Sudha mengatakan Desa Adat Batuan pada Senin (26/12) memperingati puncak acara peringatan 1.000 tahun ditulisnya Prasasti Baturan atau “Sahasra Warsa Batuan”. Dimana Desa Adat Batuan memiliki bukti berupa prasasti yang dibuat dari tembaga sebanyak 7 lembar yang ditulis bolak balik. Prasasti Baturan sempat dibaca R. Goris orang Belanda pada tahun 1930. “Dimana Prasasti Baturan ditulis tahun Çaka 944 atau tahun masehi 1.022. Sehingga tahun 2022 ini, Prasasti Baturan sudah berumur 1.000 tahun,”kata Bendesa Adat Batuan.

Baca juga:  Warga Banjar Patas Sediakan Disinfektan di Setiap Angkul-angkul Rumah

Untuk memperingati 1.000 tahun Prasasti Baturan digelar sejumlah kegiatan serangkaian dengan kegiatan karya di Pura Puseh dan Pura Desa ditempat Prasasti Baturan disimpan selama ini. Bendesa Adat Batuan menjelaskan sebelum puncak peringatan pada purnama sasih kenem, Kamis (8/12) digelar Caru Rsi Gana dan Mapepade wewalungan di Pura Desa dan Pura Puseh. Pada Jumat (9/12) digelar Tawur Nanga Gempang dipusatkan Catus Pata Desa Batuan dipuput Trisedaka Siwa, Buda dan Bujangga.

Pada Minggu (11/12) digelar potong gigi massal gratis diikuti warga Batuan, warga luar Desa Adat Batuan, warga luar Kabupaten Gianyar bahkan ada orang asing asal Jerman melakukan ritual potong gigi. Total warga yang lakukan potong gigi mencapai 78 orang. Pada Selasa (13/12) dilakukan panyineban di Pura Desa dan Puseh. Momen karya ini dimanfaatkan para  wisatawan asing untuk melihat secara langsung kegiatan ritual tersebut.

Baca juga:  4.933 Nakes Ikuti Vaksinasi Ketiga

Sementara tenggang waktu sejak 18 Desember hingga puncak peringatan penulisan Prasasti Baturan pada Senin (26/12) digelar sejumlah lomba seperti lomba Beleganjur se-Bali, lomba Bapang Barong, lomba gambelan gender, lomba melukis anak anak gaya Batuan, Lomba tari condong, Lomba tari baris dan lomba bonsai. (kmb/balipost)

BAGIKAN