MANGUPURA, BALIPOST.com – Cuaca ekstrem yang melanda wilayah Bali, khususnya Badung, sejak dua hari terakhir, tak hanya merusak bangunan dan merobohkan pohon. Namun angin kencang yang berhembus, juga mengakibatkan belasan gerobak kayu untuk pedagang pantai Kuta, roboh terhempas angin.
Pantauan di lokasi, sejumlah pekerja proyek penataan pantai Seminyak, Legian, dan Kuta (Samigita) terlihat merapikan kembali gerobak kayu, tempat semula.
Menurut Ivan, salah seorang warga yang sering olahraga di kawasan Pantai Kuta, kondisi angin kencang telah terjadi sejak dua hari terakhir. Pada Jumat (23/12) malam, angin semakin kencang, dan mengakibatkan sejumlah gerobak kayu di pantai itu berjatuhan.
Ketua Satgas Pantai Kuta, I Wayan Sirna, Sabtu (24/12), mengatakan, peristiwa yang terjadi Jumat sekitar pukul 21.00 WITA, tak hanya mengakibatkan gerobak kayu roboh. Cuaca buruk tersebut juga mengakibatkan rak tempat papan surfing yang berada di pinggir pantai, terseret ombak hingga sejauh 5 meter.
Merujuk laporan yang diterimanya dari anggota Satgas, pada Jumat malam, gelombang air laut setinggi 2 hingga 2,5 meter. Data sementara yang diperolehnya, total ada 11 gerobak pedagang yang rusak akibat fenomena alam itu. “Kalau kejadian robohnya gerobak itu kira-kira pukul 21.00 WITA. Namun cuaca buruk sudah sejak dua hari yang lalu. Jumat malam itu, air laut sudah pasang sejak pukul 7 malam,” bebernya.
Tak hanya itu, pengeras suara untuk informasi sebanyak 2 buah, juga rusak, akibat angin kencang di depan Hard Rock Cafe. Berkaitan kejadian tersebut, pihaknya sudah melaporkan ke pihak Desa Adat Kuta selaku pengelola Pantai Kuta.
Sementara itu, Bendesa Adat Kuta, Wayan Wasista membenarkan adanya sejumlah kerusakan akibat cuaca buruk dua hari terakhir. Selain ada sejumlah pohon tumbang, kata Wasista juga ada beberapa plang nama, yang roboh.
Bahkan, lokasi relokasi pasar seni, juga mengalami kerusakan pada tenda pedagang akibat terhempas angin. Pihaknya telah berkoordinasi dengan pedagang disana, agar mengembalikan barang-barangnya, sambil menunggu kondisi cuaca kembali mereda.
Pkhaknya berharap, akhir tahun ini, pasar seni sudah rampung, dan para pedagang bisa segera menempati lokasi baru. Terkait gerobak kayu yang terhempas angin, diakuinya memang banyak yang jatuh. Saat ini, gerobak tersebut, sudah ditata penempatannya, sambil menunggu penyerahan kepada desa adat sebelum ditempati pedagang. (Yudi Karnaedi/balipost)