Dewa Gde Satrya. (BP/Istimewa)

Oleh Dewa Gde Satrya

Presiden Joe Biden mengungkapkan perasaan hatinya ketika menghadiri KTT G20 di Bali. Dia mengungkapkan keengganannya untuk pulang ke Amerika Serikat tatkala melihat alam Bali. Reaksi ekspresif ini bukan yang pertama, Biden pernah memberi pelukan hangat pada Presiden Jokowi di sela pertemuan keduanya di KTT G7 di Jerman, Senin (27/6) lalu.

Ekspresi Biden perlu ditingkatkan pada kunjungan wisata. Dalam konteks pariwisata, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia, Sandiaga Uno menyatakan, pasar Amerika Serikat adalah salah satu pasar strategis sebagai negara adidaya. Beberapa U.S. Tour Association sebesar 69% telah melakukan booking perjalanan ke luar negeri.

Jumlah wisatawan asal Amerika Serikat yang berkunjung ke Indonesia selalu meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2018, jumlah wisatawan Amerika Serikat yang berkunjung ke Indonesia mencapai 387,856 orang atau meningkat lebih dari 12% dibandingkan tahun 2017.

Bahkan, jumlah wisatawan asal Amerika Serikat yang berkunjung ke Bali meningkat lebih dari 32% pada 2018. Sebanyak 55% dari total wisatawan asal Amerika Serikat memasuki Indonesia melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai di Denpasar, Bali.

Baca juga:  Merawat Pariwisata Bali

Pada tahun 2019, jumlah wisatawan Amerika Serikat yang berkunjung ke Indonesia mencapai 417,538 orang, tahun 2020 sejumlah 91,782 orang, tahun 2021 sejumlah 21,962 orang dan sampai akhir Mei 2022 sejumlah 11,121 orang.

Di masa kolonialisme, Indonesia berpengalaman menerima kunjungan pasar wisatawan Amerika Serikat ke Indonesia. Achmad Sunjayadi dalam disertasinya yang dibukukan dengan judul “Pariwisata di Hindia-Belanda (1891-1942)” (Kepustakaan Populer Gramedia, 2019) menyatakan, sejarah pariwisata di Indonesia tidak terlepas dari kebijakan pemerintah Hindia-Belanda dan kemudian oleh pemerintah Indonesia di awal abad ke-20 dengan mendirikan Vereniging Toeristenverkeer (VTV), sebuah organisasi pariwisata di Batavia, pada 13 April 1908.

VTV berfungsi hingga 1942 dengan tugas utama mempromosikan, memberikan informasi dan membuat reklame pariwisata khususnya di Jawa dan kemudian disebarkan di dalam dan luar negeri. VTV memiliki perwakilan di Amerika Serikat, khususnya di New York, San
Fransisko, Honolulu, Hawaii.

Penempatan VTV di Amerika Serikat, khususnya pada tahun 1920-an, berhubungan dengan minat calon wisatawan dari negeri itu, yang merupakan orang-orang kaya pemilik perusahaan, berkunjung ke Hindia-Belanda. Antusiasme warga Amerika Serikat terhadap Indonesia (waktu itu bernama Hindia-Belanda) juga tampak pada pembuatan film-film dokumenter dari beberapa perusahaan film. Salah satu di antaranya, Burton Holmes Travelogues Co mengadakan perjalanan di Jawa dan Bali
untuk melakukan pengambilan gambar tahun 1918.

Baca juga:  Transformasi Digital bagi UMKM

Firma Pathe Freres juga melakukan pengambilan gambar untuk film dokumenter mengenai penduduk dan situasi di Hindia Belanda. Pada akhir tahun 1930-an, Direktur Departemen Urusan Ekonomi Hindia-Belanda, H.J. van Mook melihat pameran dunia di New York dan San Fransisko tahun 1939 sebagai kesempatan untuk menampilkan film-film dokumenter tentang Hindia-Belanda yang merupakan sarana promosi pariwisata.

Selain film dokumenter, VTV aktif melakukan promosi pariwisata Hindia-Belanda secara langsung di Amerika Serikat. Di antaranya, World Fair di New York dan Golden Gate International Exposition di San Fransisco pada 30
April hingga 31 Oktober 1939, dilanjutkan 11 Mei
hingga 27 Oktober 1940.

Hingga kini, film tentang Indonesia tetap memikat bagi perfilman Amerika Serikat. Thriller film Hollywood berjudul Ticket to Paradise akan dirilis pada Oktober tahun ini yang dibintangi oleh megabintang Hollywood, George Clooney dan Julia Roberts, serta menggandeng artis Indonesia-Prancis (Maxime Bouttier berperan sebagai Gede). Sebelumnya, Julia Roberts juga pernah membintangi film Eat, Pray, Love yang mengambil lokasi dan shooting di Bali.

Baca juga:  Ketegangan AS Dengan China Segera Mencair

Ilustrasi di atas mengingatkan potensi wisatawan asal Amerika Serikat perlu digarap secara serius. Indonesia, melalui Bali, pernah mendapat penghargaan sebagai pulau terbaik versi Travel + Leisure Magazine, terbitan New York, Amerika Serikat.

Kerja sama dengan industri penerbangan, cruise, jaringan hotel internasional, juga penting untuk dilakukan dengan misi khusus menyasar pasar wisatawan Amerika Serikat. Bahan promosi yang memikat harus dipastikan tampil di brosur, video, peta, website, souvenir dan free magazine.

Regular event yang konsisten, menarik dan memikat wisatawan asal Amerika Serikat juga patut diupayakan. Dengan demikian, kedatangan Presiden Biden ke Bali, Indonesia, akan berfaedah bagi pariwisata Indonesia.

Penulis, Dosen Hotel & Tourism Business, School of Tourism, Universitas Ciputra Surabaya

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *