Pebulu tangkis ganda putra Denpasar (merah) melalukan service kepada lawannya dari Badung, di GOR Anugerah, Senin(14/11). Denpasar menyabet emas di beregu putra. (BP/nel)

DENPASAR, BALIPOST.com – Medali emas bulu tangkis beregu putra milik Denpasar, sedangkan di sektor putri, Badung menyabet emas, pada ajang Porprov Bali XV/2022, di GOR Anugerah Denpasar, Senin (14/11). Di final beregu putra, Denpasar menekuk Badung, sementara di nomor beregu putri, Bedung menundukkan Denpasar.

Untuk beregu putra, perunggu diraih Buleleng dan Tabanan, serta perunggu beregu putri diraih Buleleng dan Gianyar. Salah seorang pebulu tangkis putra Denpasar Putu Pande Sheva Brahmantya Putra, menyatakan, beregu putra Denpasar merebut medali emas Porprov tiga kali beruntun. “Kami bersyukur bisa mencetak hattrick, dengan mendulang emas, sejak Porprov di Gianyar 2017, serta Porprov di Tabanan 2019,” jelasnya.

Baca juga:  Era Kepemimpinan Wayan Koster, Pasar Seni Sukawati Dibangun Megah Gunakan APBN

Ia biasa turun di nomor ganda bersama adiknya Kadek Dheva Brahmantya Putra.

Sementara pelatih tim Badung, Indri Astuti, menyatakan, pihaknya masih mengincar lagi emas, dan kemungkinan di nomor tunggal putri, ganda putra, serta ganda campuran. Skuad tim putri Badung delapan atlet, antara lain Dinda AP, dan Dinda Sayu Murni.

Ketua Umum PBSI Bali, Wayan Winurjaya, mengakui, bagi atlet peraih emas, otormatis proyeksi ke PON. Hanya, muncul peraturan pembatasan usia PON, maksimal 21 tahun.

Baca juga:  Emalia Mawar Sembuh Dari COVID-19, Begini Kesaksiannya 

Untuk itu, pihaknya bakal mengajukan usulan, agar tidak ada pembatasan umur. Apalagi, hajatan multievent seperti SEA Games, Asian Games, sampai Olimpiade sama sekali tidak ada batasan umur.

Winurjaya membandingkan, cabor sepak bola Piala Dunia, mulai kelompok umur sampai senior, petenis pro bisa turun di Olimpiade. “Kami akan mengusulkan tanpa pembatasan umur di PON,” cetusnya.

Alasannya, kasihan pebulu tangkis masih muda, produktif, dan usia emas memasuki masa kejayaan, justru harus gantung raket menjadi pelatih atau wasit. “Kami makin prihatin melihat nasib mantan pebulu tangkis,” keluhnya. (Daniel Fajry/balipost)

Baca juga:  Jokowi Buka PKB, Desa Adat Sumerta Sambut dengan Baliho Pembatalan Perpres 51 Tahun 2014
BAGIKAN