Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo. (BP/Istimewa)

MANGUPURA, BALIPOST.com – PT PLN (Persero) terus berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mendorong pengembangan ekosistem kendaraan listrik, termasuk dengan BUMN lainnya. Selain untuk memangkas ketergantungan BBM impor, komitmen ini juga searah dengan rencana pemerintah menuju Net Zero Emission pada tahun 2060.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, dalam mendorong pengembangan ekosistem kendaraan listrik, PLN berkolaborasi dengan banyak pihak. Tidak hanya sinergi BUMN, PLN juga berkolaborasi dengan produsen mobil ataupun motor listrik.

“Kami berkolaborasi dengan banyak pihak. Kami membangun sistem pengisian baterai kendaraan listrik, dan juga memberi layanan untuk pemasangan home charging. Ini kami lakukan untuk mempercepat hadirnya ekosistem kendaraan listrik,” katanya dalam diskusi panel Stated-Owned Enterprises (SOE) International Conference di Bali pada Selasa (18/10).

Baca juga:  Belasan Gempa Guncang Salatiga

PLN juga mendukung ekosistem kendaraan listrik dengan gencar menciptakan skema kerja sama bersama mitra melalui franchise pembangunan SPKLU dan SPBKLU.

Dengan begitu, lanjut Darmawan, ke depan ekosistem terwujud seiring dengan banyaknya SPKLU dan SPBKLU yang difasilitasi PLN. Selain menyiapkan suplai listrik, PLN juga telah meluncurkan Electric Vehicle Digital Services (EVDS) yang terintegrasi dengan PLN Mobile untuk menjawab kebutuhan masyarakat terkait kendaraan listrik.

“Sektor transportasi perlu menjadi perhatian sebagai upaya memangkas emisi karbon. Tak kurang dari 280 juta ton CO2e dihasilkan dari sektor transportasi. Kalau dibiarkan, maka pada pada 2060 emisinya akan ada 860 juta ton CO2e per tahun,” tambahnya.

Baca juga:  Masyarakat Diajak Beli Produk UMKM di "Marketplace" PLN Mobile

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Indonesia Battery Corporation, Toto Nugroho mengatakan kehadiran IBC sudah membuktikan bahwa BUMN punya komitmen untuk mempercepat hadirnya ekosistem kendaraan listrik. Pasalnya, pemegang saham IBC adalah PT PLN (Persero), PT Aneka Tambang Tbk, MIND ID, dan PT Pertamina (Persero).

“Kita mendukung ekosistem kendaraan listrik dari motor listrik hingga mobil listrik. Arah bisnis kami tidak hanya bicara baterai tetapi juga ekosistemnya,” katanya.

Baca juga:  2018, Badung Targetkan 43 Ribu Bidang Tanah Tersertifikat

Toto menjelaskan, arah pengembangan ekosistem kendaraan listrik tidak sekadar transisi energi dan memangkas emisi karbon, tetapi juga mendorong lapangan pekerjaan baru.

“Kenapa kita harus mendorong percepatan ekosistem kendaraan listrik? Ya, karena kita punya bahan baku, realisasi pertumbuhan industri otomotif dan kita punya kapasitas supply chain otomotif di Indonesia,” tambahnya.

Melalui ekosistem kendaraan listrik ini, Toto menambahkan, pihaknya juga berupaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 9 juta metrik ton dan impor bahan bakar sebesar 29,4 juta barel per tahun. (Adv/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *