Wakil Gubernur Bali, Tjok Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) meninjau lokasi bencana banjir dan warga terdampak di Jembatan Bilukpoh, Desa Penyaringan, Mendoyo-Jembrana, Selasa (18/10). (BP/Istimewa)

NEGARA, BALIPOST.com – Wakil Gubernur (Wagub) Bali, Tjok Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) didampingi Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali, IMade Rentin, Bupati Jembrana I Nengah Tamba dan jajaran terkait meninjau lokasi bencana banjir dan warga terdampak di Jembatan Biluk Poh, Desa Penyaringan, Mendoyo, Selasa (18/10). Keprihatinan Wagub Cok Ace terhadap kejadian ini mengingatkannya pada kejadian 4 tahun silam, yang juga di tempat itu.

“Saya sangat prihatin dengan kejadian di beberapa wilayah di Bali salah satunya Jembatan Biluk Poh yang merupakan jalur vital bagi lalu lintas logistik masyarakat Bali. Saat ini kita sedang menunggu tim dari pusat untuk mengecek dan menguji kelayakan jembatan ini, apakah masih layak untuk dilalui oleh kendaraan berjenis truk, dan harus segera diumumkan kepada publik agar para supir bisa mengalihkan jalur alternatif untuk dilalui,” ungkap Wagub Cok Ace, Selasa (18/10).

Ditambahkannya, cuaca ekstrem yang menyebabkan terganggunya arus lalu lintas ini tidak boleh terlalu lama terjadi. “Nanti hasil apakah Jembatan Biluk Poh layak dilintasi truk atau tidak harus segera di umumkan kepada masyarakat luas, khususnya para supir truk agar mereka segera mengambil keputusan untuk beralih jalur dan tidak menumpuk di sepanjang jalan ini. Selain itu saya juga meminta agar seluruh Bupati/ Walikota se-Bali untuk menjamin ketersediaan/ketercukupan pangan, akomodasi dan logistik warganya di musim cuaca ekstrem saat ini,” imbuh Cok Ace.

Baca juga:  Intensitas Hujan Tinggi, Ini Wilayah Potensi Bencana di Klungkung

Dari pantauan di lapangan, Bupati Jembrana I Nengah Tamba menjelaskan bahwa di ujung jembatan terdapat penopang yang sudah rusak atau berlubang. Pihaknya meragukan jembatan penghubung antara Desa Penyaringan dengan Tegalcangkring tetap bisa digunakan oleh kendaraan bermuatan berat jika tidak segera diperbaiki.

“Pemberitahuan ini harus segera diumumkan secara publik agar masyarakat yang menggunakan jalan nasional tujuan Gilimanuk – Denpasar ini juga segera menentukan jalur alternatif,” tegas Cok Ace.

Hujan ekstrem yang turun beberapa hari belakangan menyebabkan bencana di sejumlah wilayah yang ada di Provinsi Bali. Berdasarkan data yang didapat dari BPBD Provinsi Bali, di Jembrana, hujan ekstrem menyebabkan banjir yang cukup tinggi di beberapa desa/kelurahan sehingga mengharuskan adanya evakuasi dan pembuatan tempat pengungsian sementara/pos pengungsian di lingkungan Biluk Poh, Kelurahan Tegalcangkring dan Lingkungan Samblong  Kelurahan Sangkar Agung.

Selain menyebabkan banjir, jembatan penghubung antara Kelurahan Tegalcangkring dan Desa Penyaringan putus sehingga mengganggu kelancaran transportasi dan kehidupan warga. Tercatat 1 orang korban meninggal atas nama Ni Putu Widya Margaretta (17).

Baca juga:  Bali Serahkan Sumbangan Setengah Miliar untuk Korban Siklon Seroja

Hujan deras juga mengakibatkan bencana banjir dan longsor di Kabupaten Karangasem, yakni berdasarkan hasil kaji cepat BPBD Kabupaten Karangasem, sampai dengan pukul 16.00 WITA terdapat 40 titik lokasi kejadian/ bencana, diantaranya Kecamatan Abang sebanyak 5 titik lokasi, Kecamatan Selat sebanyak 16 titik lokasi, Kecamatan Bebandem sebanyak 12 titik lokasi, Kecamatan Rendang sebanyak 5 titik lokasi dan Kecamatan Karangasem sebanyak 5 titik lokasi.

Selain banjir dan longsor, bencana alam ini menyebabkan dua orang meninggal dunia karena banjir, saty orang meninggal dunia karena tertimbun longsoran, belasan rumah warga rusak dan harus mengungsi ke rumah keluarga terdekat, 3 unit kendaraan roda dua hanyut terbawa banjir, unit truk tenggelam di Galian C, 2 sekolah terendam banjir, dan beberapa ruas jalan tertutup longsor dan beberapa ruas jembatan jebol.

Cuaca ekstrem pada 16-17 Oktober lalu juga mengakibatkan bahu jalan tergerus, jalan berlubang, dan jembatan roboh di beberapa titik di Kabupaten Tabanan yakni di Banjar Apuan, Desa Apuan Baturiti, Kecamatan Baturiti terdapat tanah longsor menimpa rumah warga dan menyebabkan 1 korban jiwa atas nama Putu Aldy Prayoga jenis kelamin laki-laki umur 12 tahun, sedangkan banjir bandang juga nampak di Desa Batan Nyuh, Kecamatan Marga yang menerjang Pura Manik Toya Umadiwang.

Baca juga:  Pelayat ke Rumah Duka I Gusti Made Oka Diminta Taat Prokes

Sementara di 2 Kabupaten lainnya, yakni Badung dan Bangli yang juga mengalami dampak cukup parah mengalami sejumlah kerusakan pada jembatan yang menyebabkan jebol, tanah longsor, pohon tumbang dan banjir. Sedangkan Bangli yang juga terkena dampak dan mengakibatkan tanah longsor, banjir, dan orang terseret arus akibat jatuh dan hanyut ke got sehingga mengakibatnya 1 orang meninggal dunia.

Wagub Cok Ace mengucapkan rasa prihatin dan simpatinya terhadap para korban dan warga terdampak. Pihaknta mewanti-wanti agar semua warga Bali tetap mawas diri menghadapi cuaca ekstrem yang diperkirakan akan terjadi hingga 21 Oktober. “Lebih baik jika tidak memiliki kepentingan khusus dan mendesak untuk memilih tetap berada di dalam lingkungan rumah, karena cuaca ekstrem tidak terprediksi terjadinya kapan dan dimana,” imbuhnya.

Perbekel Desa Penyaringan, Mendoyo, Made Dresta menjelaskan untuk sementara waktu, warganya tinggal di tempat kerabat atau keluarganya sebagai tempat pengungsian. Sebanyak 140 Kepala Keluarga yang terdampak dari 322 jiwa. Pemerintah Kabupaten Jembrana sudah menjamin ketersediaan pangan dengan cara menyiapkan dapur umum bagi warga terdampak, dan tenaga medis untuk memantau kondisi kesehatan mereka. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *