Bencana terjadi di salah satu lokasi di Penebel, Tabanan pada Senin (17/10). (BP/Istimewa)

TABANAN, BALIPOST.com – Kecamatan Penebel, Tabanan sebelumnya telah dipetakan masuk dalam daerah rawan bencana longsor oleh BPBD Tabanan. Terbukti, curah hujan tinggi yang terjadi, Senin (17/10), setidaknya menyebabkan 18 bencana.

Kapolsek Penebel, AKP I Nyoman Artadana mengatakan, dari rekapitulasi bencana alam yang terjadi sampai dengan pukul 14.30 WITA di wilayah jajaran Polsek Penebel tercatat ada 18 belas titik kejadian. Dominan bencana alam longsor.

Secara rincian delapan belas titik lokasi tersebut yakni 8 kejadian di Desa Tengkudak. Seperti, senderan beton pekarangan rumah milik Ni Nengah Surati di Banjar Dinas Penganggahan sepanjang 12 meter dan tinggi 8 meter jebol dan mengakibatkan kerugian materiil sebesar Rp50 juta. Selanjutnya tanah longsor di areal setra Desa Adat Penganggahan, senderan beton sepanjang 15 meter dan tinggi 8 meter jebol dan mengakibatkan kerugian materiil sebesar Rp 100 juta.

Baca juga:  Tiongkok Bersikeras Tolak Manggis Indonesia

Tembok dapur milik I Ketut Sulasta di Banjar Dinas Denuma juga roboh dan mengakibatkan kerugian Rp 30 juta. Ada juga jalan usaha tani Subak Umadesa yang terbuat dari beton jebol sepanjang 25 meter dan mengakibatkan kerugian Rp50 juta. Selain itu, usaha tani Banjar Dinas Puluk Puluk tertutup longsoran tanah. Terakhir Bale Pesandekan Pura Mrajapati Desa Adat Tingkih Kerep roboh.

Bencana juga terjadi di Desa Babahan. Tanah longsor disertai pohon bambu tumbang menutupi jalan umum jurusan Penebel-Senganan. Akibat kejadian ini nihil korban jiwa dan material serta mengakibatkan gangguan arus lalin selama kurang lebih 6 jam.

Baca juga:  Puluhan Anak Kurang Mampu Dapat Dana Pendidikan

Tanah longsor disertai pohon tumbang menutupi jalan umum jurusan Penebel-Senganan serta menimpa atap toko milik I Wayan Windi di Banjar Dinas Bolangan, Desa Babahan, Penebel.

Kemudian di Desa Biaung, bencana terjadi juga di dua titik yakni Jembatan Penghubung Jalan Jurusan Senganan – Pemanis Biaung terputus akibat banjir bandang. Arus lalin Jurusan Senganan-Pemanis Biaung tertutup total.

Sedangkan di Desa Penatahan, pohon tumbang melintang di jalan umum menuju Adat Pondok yang mengakibatkan akses menuju rumah 13 KK terisolir selama kurang lebih 4 jam. Lanjut tiga kejadian longsor di Desa Sangketan yang semuanya mengakibatkan arus lalulintas terganggu. Termasuk longsor di Desa Mengesta tepatnya di Br. Piling Kanginan yang sempat menutup akses jalan.

Baca juga:  Hujan Lebat, Pohon Bertumbangan di Gianyar

Terakhir di Desa Penebel, tanah longsor beserta pohon bambu tumbang menimpa Pelinggih milik I Made Suarsana di Banjar Dinas Ubung. Atas banyaknya bencana longsor, AKP Artadana mengimbau masyarakat termasuk pengguna jalan agar tetap berhati-hati saat melintas, khususnya di wilayah atau jalur yang dianggap rawan bencana. (Puspawati/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *