Desa Adat Kusamba, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung menggelar upacara ngeroras pada Rabu (31/8). (BP/Istimewa)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Sebagai kelanjutan upacara ngaben pada 19 Agustus 2022, Desa Adat Kusamba, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung menggelar upacara ngeroras pada Rabu (31/8). Dengan menggunakan konsep kinembulan atau bergotong royong, upacara ini diikuti 223 puspa (simbol atma atau roh orang yang diupacarai) dengan 124 pangarep atau pamilet (peserta).

Upacara di-puput dua sulinggih. Yakni Ida Pedanda Gede Putra Tembau dari Gria Aan, Klungkung serta Ida Pedanda Gede Wayan Darma dari Gria Wanasari, Desa Talibeng, Kecamatan Sidemen, Karangasem.

Bendesa Desa Adat Kusamba, AA Gede Raka Swastika menjelaskan upacara ngeroras merupakan rangkaian upacara dalam Karya Pitra Yadnya Kinembulan, Ngeroras, lan Nuntun Desa Adat Kusamba tahun 2022. Konsep kinembulan merupakan implementasi kearifan lokal Bali, yakni pasidhikaran (suka duka bersama-sama).

Baca juga:  Usai Pemugaran, Banjar Bingin Kusamba Gelar Ngenteg Linggih Pura Pujut Gempel

Kata kinembulan berasal dari kata kembulin yang mendapat sisipan in dan berarti ‘dikeroyok’ atau ‘dikerjakan bersama-sama’. “Selain membantu krama yang kemampuan ekonominya terbatas agar bisa menunaikan kewajibannya melaksanakan upacara pitra yadnya maupun dewa yadnya ini, tapi juga memupuk kebersamaan, kekeluargaan, dan kegotongroyongan di antara krama desa. Inilah kekuatan utama desa adat sebagai fondasi adat dan budaya Bali yang patut kita jaga bersama-sama,” ujar Raka.

Baca juga:  Padang Luwih Gelar Karya Atma Wedana dan Manusa Yadnya Kinembulan

Lebih jauh, ia mengungkapkan upacara ngeroras dilaksanakan tepat 12 hari setelah upacara ngaben. Tujuannya menyucikan atman yang sudah diupacarai dalam upacara ngaben lalu sehingga bisa meningkat statusnya secara spiritual dari pitara menjadi dewa pitara. “Pada 3 September 2022 nanti rangkaian akhirnya adalah upacara nyegara gunung dan nuntun dengan tujuan nglinggihang atau menstanakan dewa pitara di sanggah/merajan masing-masing,” imbuhnya.

Ketua Umum Prawartaka Karya, I Nengah Sumarnaya menjelaskan dalam upacara ngeroras diupacarai 223 puspa dengan 124 pangarep atau pamilet. Dari 223 puspa itu, 99 di antaranya merupakan puspa laki-laki dan 124 puspa perempuan.

Baca juga:  Pitra Yadnya Kinembulan Desa Adat Kusamba Diikuti Ratusan ”Sawa”

Sementara dalam upacara nuntun diupacarai 229 puspa, yang terdiri atas 102 puspa laki-laki dan 127 puspa perempuan. Sebanyak 229 puspa itu dipertanggungjawabkan oleh 127 pangarep atau pamilet.

Upacara ngeroras dipusatkan di bale payadnyan di jaba sisi Pura Segara Desa Adat Kusamba. Pada Kamis (1/9) subuh dilaksanakan upacara ngliwet serta ngeseng puspa. Seluruh puspa yang sudah diupacarai akan dibakar lalu abunya dimasukkan ke dalam bungkak (kelapa yang masih muda sekali dan belum ada isinya). Rangkaian akhir upacara ngeroras ditutup dengan nganyut ka segara (melarung ke tengah laut). (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *