Pemandangan sawah terasering adalah salah satu daya tarik Desa Belimbing, Pupuan. (BP/ist)

TABANAN, BALIPOST.com – Pengembangan desa wisata di tahun 2022 diarahkan ke dua desa. Yaitu Desa Gunung Salak, Kecamatan Selemadeg Timur dan Desa Belimbing, Kecamatan Pupuan.

Kepala Bidang Promosi Dinas Pariwisata Tabanan I Wayan Widiatmaja, S.Sos., saat dikonfirmasi Kamis (21/7), menjelaskan hantaman pandemi Covid-19 tidak menyurutkan minat masyarakat desa untuk mengembangkan kegiatan wisata di wilayahnya. Potensi lokal yang dimiliki masing-masing desa diharapkan bisa menjadi destinasi baru yang bisa menambah pilihan tujuan wisata.

Baca juga:  Sleman Mencari Desa Wisata Juara Berbasis Masyarakat Lewat Lomba

Dinas Pariwisata Tabanan mencatat setidaknya sudah ada 27 desa wisata di Kabupaten Tabanan. Mereka didorong untuk terus bisa berinovasi mengembangkan potensi wisata agar keberadaan desa wisata bisa tetap eksis yang nantinya juga bisa meningkatkan ekonomi warga setempat.

“Pengembangan desa wisata diarahkan ke Gunung Salak dan Belimbing karena di sana ada potensi yang masih dikembangkan. Misalnya saja di Gunung Salak ada potensi alam untuk healing dan ada tempat pengelukatan, begitupun di Desa Belimbing ada tracking dan persawahan terasering,” jelasnya.

Baca juga:  Dari Pemilik Akun Postingan Provokatif Soal Nyepi Datangi Polsek Pekutatan hingga Amankan Kunjungan Presiden

Sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata Tabanan I Gusti Ngurah Agung Suryana mengatakan dari hasil monitoring ke lapangan, cukup banyak desa wisata di Kabupaten Tabanan yang kondisinya kurang aktif. Menurut Suryana, kunci pengembangan desa wisata terletak pada peran aktif warga lokal sehingga potensi daerah dan kearifan lokal dari desa dapat dikembangkan.

“Ini yang terus kita dorong untuk mengembangkan kembali potensi kearifan lokal yang ada, termasuk bagaimana mempromosikan keberadaan desa wisata, karena pariwisata yang ada saat ini nantinya harus ditunjang dengan keberadaan desa wisata. Wisatawan sudah bosan melancong di perkotaan, dan memilih suasana baru di perdesaan,” terangnya. (Parwata/balipost)

Baca juga:  UNESCO Pantau Ijen dan Alas Purwo
BAGIKAN