Ilustrasi representasi mata uang kripto termasuk Bitcoin, Dash, Ethereum, Ripple dan Litecoin. (BP/Dokumen Antara)

JAKARTA, BALIPOST.com – Beberapa waktu lalu, ambruknya mata uang kripto membuat gempar dunia. Ini tak lepas dari aset kripto seperti Bitcoin (BTC) yang sekarang ini sedang popular sebagai salah satu instrumen investasi yang disukai.

Optimisme pada aset kripto bitcoin memang mulai menurun, tetapi karena kemudahan mentransfer btc to idr, aset ini masih tetap disukai masyarakat.
Pada akhir 2021, harga bitcoin menjadi $68.000. Namun pada awal Mei 2022, harganya turun di bawah $28.000. Bukan hanya Bitcoin yang turun tajam, bursa saham di seluruh dunia juga sama. Salah satu saham paling populer, Dow Jones, juga kehilangan lebih dari 1.000 poin dalam kemerosotan satu hari terbesar sejak 2020.

Salah satu alasan utama penurunan pasar kripto adalah munculnya kebijakan Federal Reserve menaikkan suku bunga sebesar 0,50 persen, kenaikan terbesar sejak 2000. Pada Selasa, 17 Mei, harga Bitcoin mulai pulih, naik 2,06 persen dalam 24 jam menjadi $30.000.

Pergerakan harga Bitcoin

Tingkat volatilitas bitcoin di 2021 cukup tinggi. Bitcoin mencatat peningkatan hingga 123 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Salah satu alasan utamanya, pembaruan Bitcoin Taproot. Bitcoin pada 2021 membutuhkan waktu kurang dari sebulan untuk memecahkan rekor harga di 2020. Nilai BTC naik dan pada 7 Januari 2021 mencapai $40.000.

Baca juga:  Ini Sikap Pemkab Tabanan Jika Tak Serap 30 Persen Produk BUMDA

Pada pertengahan April, harga bitcoin mencapai level tertinggi baru-baru ini, lebih dari 60 ribu dolar AS. Peningkatan ini disebabkan Coinbase, salah satu platform pertukaran aset kripto yang telah memasuki pasar saham. Sayangnya, pada musim panas 2021, harga BTC turun 50 persen menjadi $29.000 pada level terendah di 19 Juli.

Pergerakan terus terjadi, hingga pada September, BTC kembali meroket menjadi $52.693. Sayang tren tersebut tidak bertahan lama. Sekitar dua minggu kemudian, nilainya turun menjadi $40.709
Pada 7 November 2021, bitcoin mencapai level tertinggi lainnya sebesar $67.549. Namun pada awal Desember 2021, bitcoin turun menjadi $49.243.

Prediksi Ahli Terkait Bitcoin 2022

Lantas bagaimana prediksi para ahli terkait dengan pergerakan nilai aset bitcoin? Terlepas dari volatilitas dan penurunan harga belakangan ini, banyak ahli tetap optimis bitcoin akan meroket dan mencapai US$ 100 ribu.

Menurut perkiraan TechNewsLeader, harga bitcoin di 2022 akan lebih dari 42.664 dolar AS. Sementara itu, prediksi dari DigitalCoinPrice, harga bitcoin akan berada di sekitar US$43.011. Jumlah ini sedikit lebih tinggi dari perkiraan harga TechNewsLeader.

Sedangkan, prediksi menurut CryptoPricePredictions, berdasarkan harga bitcoin saat ini, perkiraan harga bitcoin akan mencapai rata-rata $37.540.

Prakiraan bitcoin di 2023

Baca juga:  BKKH Banten Gelar Festival Gong Kebyar Antar Banjar

Berdasarkan perkiraan CryptoNewsz, perkiraan harga bitcoin (BTC) untuk 2023 dapat melebihi $ 70.000 dan menjaga pasar dalam posisi yang kuat. Di sisi lain, situs tersebut juga menyatakan bahwa harga bitcoin terendah akan berada di sekitar US$65.000 dan perkiraan kenaikan harga tertinggi akan berada di atas US$72.000 pada akhir 2023.

Prakiraan bitcoin di 2024

Para ahli pun memprediksi nilai bitcoin hingga 2024. Prakiraan CryptoNewsz juga menyatakan bahwa BTC akan diluncurkan pada 2024 dengan harga rata-rata $78.000. Bitcoin dapat dijual pada tingkat harga tertinggi 85.000 USD pada 2024. Dibandingkan tahun lalu, harga bitcoin kemungkinan akan meningkat tajam pada 2024.

Ketika membicarakan aset kripto bitcoin, stidaknya ada 3 faktor yang mempengaruhi:

1. Tingkat kelangkaan
Salah satu ciri bitcoin adalah jumlahnya yang terbatas. Hanya ada 21 juta Bitcoin secara total, dengan 18 hingga 19 juta Bitcoin saat ini di pasaran.
“Itulah mengapa semua orang membeli, karena aspek psikologis,” tutur Nelson Mercan, salah satu pendiri Light Node Media.

2. Adopsi bitcoin tinggi
Tak hanya pasokan bitcoin yang terbatas, salah satu faktor terpenting yang mendorong kenaikan harga bitcoin adalah tingkat adopsi mata uang kripto yang mulai meningkat ketika konsumen baru mencoba berbelanja dan menjelajahi dunia cryptocurrency. Menurut CoinShares, manajemen aset digital telah meningkatkan adopsi bitcoin sebesar 113 persen setiap tahun.

Baca juga:  13 Provinsi Sudah Lampaui Kasus Harian Saat Puncak Delta

3. Siklus Mining
Salah satu faktor utama yang membuat nilai bitcoin terus bertumbuh adalah siklus Halving. Halving sendiri adalah upaya algoritmik, yang pada dasarnya bekerja untuk mengurangi separuh yang telah beredar.

Apa yang harus dilakukan ketika harga bitcoin turun?

Tak cuma bitcoin yang mengalami penurunan, aset kripto lainnya, seperti Ethereum, XRP, Cardano, dll juga bernasib sama. Penurunan harga ini juga terjadi di pasar saham internasional.

Ketika kamu tengah mengalami fluktuasi harga yang sedang turun seperti sekarang ini, pada umumnya para investor akan melepas koin kriptonya untuk menghindari kerugian yang lebih dalam. Tetapi para ahli menyarankan agar investor jangan panik untuk melepas aset bitcoin.

Hindari panik saat menjual atau membeli. Karena keduanya berpotensi memperburuk kondisi portofolio investasi dan bisa berujung pada utang.
Tertarik berinvestasi dan trading aset crypto secara mudah? Aplikasi Pintu mungkin bisa membantumu!

Pintu adalah aplikasi jual beli bitcoin dan aset crypto lainnya yang telah terdaftar resmi di Bappebti. Di Pintu, kamu bisa mengecek pergerakan harga aset, membaca berita-berita terbaru tentang crypto serta melakukan investasi dan trading hanya mulai dari Rp11.000, lho. (Adv/balipost)

BAGIKAN