Budi Gunadi Sadikin didampingi Airlangga Hartarto saat memberikan keterangan usai rapat evaluasi PPKM, Senin (4/7). (BP/iah)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pelaksanaan sero survei untuk mengambil kebijakan penanganan pandemi ke depannya, digelar mulai Senin (4/7). Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan hal ini saat memberikan keterangan pers virtual usai rapat evaluasi PPKM yang dipimpin Presiden Joko Widodo.

Ia mengatakan pemerintah kembali melakukan penelitian antibodi tubuh terhadap virus atau sero survei untuk mengambil kebijakan tepat menjelang HUT Kemerdekaan RI. “Untuk bisa mengambil kebijakan lebih tepat terutama di bulan Agustus-September karena kita ada HUT Kemerdekaan RI, kita akan jalankan sero survei yang ketiga yaitu mulai hari ini,” ujar Menkes.

Menkes menjelaskan bahwa sero survei dilakukan mulai Senin (4/7). Diharapkan dalam sebulan ke depan, hasil penelitian antibodi tubuh terhadap virus tersebut dapat terlihat agar pemerintah dapat mengambil kebijakan mengenai protokol kesehatan dan vaksinasi menjelang HUT Kemerdekaan RI.

Baca juga:  Selama Tahun 2022, ORI Terima Ribuan Laporan Masyarakat

Sero survei sebelumnya dilakukan pada awal 2022. Hasilnya pada Maret 2022 menunjukkan bahwa antibodi masyarakat Indonesia mencapai 99,2 persen dengan antibodi level sekitar 3.000-4.000.

Hasil tersebut meningkat dibandingkan dengan penelitian pada Desember 2021 yang menunjukkan antibodi baru dimiliki 88 persen populasi masyarakat Indonesia dengan level 400-500.

Menkes menjelaskan bahwa kasus COVID-19 dengan varian Omicron subvarian BA4 dan BA5 di Indonesia saat ini sudah mencapai lebih dari 80 persen dari varian yang sudah dilakukan “genome sequence”. Bahkan di DKI Jakarta, jumlah kasus varian BA4 dan BA5 sudah mencapai 100 persen.

Baca juga:  Target Tes COVID-19 Bali Dinaikkan, Kabupaten Ini Melonjak Jadi Seribuan Orang Per Hari

Dia mengatakan meski terdapat kenaikan jumlah kasus, mulai terjadi pelandaian karena antibodi masyarakat Indonesia yang masih tinggi. “Indonesia bisa landai dengan jumlah kasus yang jauh lebih rendah hanya 4-5 persen dibandingkan puncak sebelumnya. Negara-negara lain puncaknya sampai 30 persen. Salah satu hal yang menjelaskan karena sero survei terakhir di bulan Maret menunjukkan antibodi kita masih tinggi,” cetusnya.

Dalam kesempatan itu, ia mengatakan Indonesia masih terkendali kasusnya karena protokol kesehatan masih diterapakan relatif baik. Pun jelang Idul Adha ini, ia berpesan agar kebijakan masker masih tetap dilakukan secara taat. “Pesannya sama, seperti ke masyarakat tetap kebijakan maskernya saat di dalam ruangan dipakai, kalau di luar boleh dibuka asal ketika di kerumunan atau sedang sakit dipakai. Cepat booster, Insya Allah itu respons yang cukup untuk menghadapi Idul Adha dengan normal karena sama seperti Idul Fitri, Alhamulillah, bisa kita lewati dengan normal,” kata Budi.

Baca juga:  Vaksinasi COVID-19 Mulai Dilakukan, WHO Ingatkan Ini

Ia menyebutkan bahwa Indonesia jauh lebih baik jika dibandingkan dengan negara lain, baik di kawasan Eropa, Amerika maupun negara Asia lainnya dalam menghadapi gelombang COVID-19 varian Omicron subvarian BA4 dan BA5. “Indonesia relatif jauh lebih baik. Dengan populasi yang sangat banyak menghadapi gelombang BA4 dan BA5 ini, relatif para masyarakat Indonesia itu lebih disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan dan dalam melaksanakan vaksinasi,” kata Menkes. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN