Penampilan Arja Putra Jelantik Apuan di Alun-alun Bangli. (BP/Istimewa)

BANGLI, BALIPOST.com – Desa Adat Apuan merupakan salah satu desa adat yang ada di Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli. Di desa tersebut terdapat sebuah kesenian tradisional yang masih lestari sampai saat ini. Yakni seni arja.

Untuk menjaga seni arja tetap lestari, Desa Adat Apuan melakukan upaya pembinaan terhadap sekaa yang ada. Upaya yang dilakukan itu tentunya sejalan dengan program Gubernur Wayan Koster dengan visinya “Nangun Sat Kertih Loka Bali”.

Bendesa Adat Apuan, Nyoman Wirya mengungkapkan, di Apuan terdapat Sekaa Arja. Dibentuk sekitar tahun 60-an Sekaa Arja yang beranggotakan sekitar 29 orang itu, masih eksis sampai sekarang. Belum lama ini Sekaa Arja di Apuan yang bernama Arja Putra Jelantik Apuan sempat tampil di Alun-alun Bangli dalam rangka memeriahkan HUT kota Bangli ke-818. “Sekaa Arja di desa kami juga pernah menjuarai lomba. Dan sering mewakili Bangli dalam pentas seni,” ungkapnya belum lama ini.

Baca juga:  Satpol PP Bangli Bongkar Sejumlah Warung

Dalam upaya mempertahankan kelestarian seni arja di Apuan, Wirya mengatakan pihaknya selama ini memberikan perhatian dan pembinaan terhadap sekaa yang ada. Itu sesuai dengan amanat Gubernur Bali Wayan Koster yang meminta kepada desa adat agar menggali dan membina sekaa sebunan di wilayah masing-masing.

Upaya regenerasi Sekaa Arja juga dilakukan Desa Adat Apuan dengan merekrut anak-anak muda usia belasan tahun untuk mempelajari dan melestarikan seni arja. “Kami sudah minta kepada anggota Sekaa Arja yang sudah senior untuk merekrut dan membina anak-anak. Supaya Sekaa Arja di Apuan bisa terus eksis,” terangnya.

Baca juga:  Mulai Hari Ini Boleh Gelar PTM, Sejumlah Sekolah di Bangli Belum Siap

Dalam upaya menjaga kelestarian arja, setiap tahun desa adat juga memberikan ruang bagi Sekaa Arja di Apuan untuk pentas. Kata Wirya pementasan arja rutin dilaksanakan saat ada upacara pujawali di Pura desa adat setempat. Pihaknya sangat berharap seni arja kedepan dapat beregenerasi dan tetap diminati oleh masyarakat. (Dayu Swasrina/balipost)

BAGIKAN