Sejumlah babi berada di kandang peternak. (BP/Dokumen)

GIANYAR, BALIPOST.com – Penghentian sementara pengiriman ternak antarpulau akibat wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di Jawa Timur berimbas pada harga babi di Bali. Salah Satu Peternak di Sentra Babi Payangan, Wirawan, Selasa (24/5), mengatakan akibat tidak bisa diantarpulaukan, harga babi di pasar lokal merosot.

Diungkapkannya, selama ini peternak skala sedang dan besar memasarkan babi ke luar Bali, baik ke Lampung maupun ke Jawa khususnya Jakarta. Semenjak mewabahnya PMK di luar Bali, peternak  skala menengah dan besar ini tidak bisa memasarkan pasokan babinya ke luar Bali.

Baca juga:  Karena Ini Petani Cabai Merugi Belasan Juta Rupiah

Pasokan babi berkualitas ini secara psikologis akan mempengaruhi pasar lokal. Besar kemungkinan babi kualitas antarpulau akan membanjiri pasar lokal.

Dipaparkannya pasar lokal selama ini diisi oleh pasokan babi peternak skala kecil dan skala rumah tangga. “Jika antarpulau babi masih sulit dilaksanakan, harga babi di pasar lokal akan terus menurun karena banyaknya pasokan babi siap potong di tingkat peternak,” tegasnya.

Wirawan mencontohkan harga babi potong di pasar lokal 2 minggu lalu mencapai Rp 40.000 per kg. Kini harga babi di pasar lokal turun di kisaran Rp 38.000-Rp 39.000 per kg.

Baca juga:  Vaksin PMK Massal Dilakukan

Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Gianyar, I Made Raka didampingi Kabid Keswan Kesmavet, Made Santiarka mengatakan telah menerima masukan peternak babi dan peternak sapi akan sulitnya mengantarpulaukan ternak ke luar Bali, khususnya ke Pulau Jawa. Hasil koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Bali, Balai Karantina telah memberikan kelonggaran pengiriman hewan melalui jalur laut.

Santiarka menambahkan melihat terjangkitnya wabah PMK di Pulau Jawa, pengusaha dan peternak babi di Gianyar diharapkan bisa memanfaatkan jalur laut melalui Pelabuhan Celukan Bawang untuk pengiriman ke Jakarta. (Wirnaya/balipost)

Baca juga:  Ratusan Sapi di Buleleng Terpapar PMK, Terbanyak di Kecamatan Ini
BAGIKAN