Siswa SD 2 Tanjung Benoa, Badung mengikuti simulasi evakuasi mandiri, Selasa (24/5) serangkaian GPDRR ke-7. (BP/Istimewa)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Simulasi evakuasi mandiri digelar di SD 2 Tanjung Benoa, Selasa (24/5). Sebanyak 375 siswa mengikuti kegiatan itu sebagai bagian dari upaya pengurangan risiko bencana bersama dalam Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 di Bali.

Simulasi evakuasi mandiri itu dihadiri oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto S.Sos., M.M. dan Wakil Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Wasekjen PBB) Amina J. Mohammed. Hadir pula Asisten Sekjen PBB Asisten Aministrator dan Direktur Biro Krisis UNDP Asoka Okai, Kepala Perwakilan PBB di Indonesia, Kepala Perwakilan UNDP di Indonesia, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali Made Rentin, jajaran pejabat eselon I BNPB, Tenaga Ahli BNPB, Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Bali, dan relawan.

Baca juga:  Kedatangan Wisatawan Tiongkok ke Bali dan Dampak Virus Corona

Dalam sambutannya, Mohammed mengatakan bahwa selain sistem peringatan dini yang baik, dalam konsep pengurangan risiko bencana juga harus diimbangi dengan aksi nyata respon cepat dan tepat saat terjadi masa-masa krisis kebencanaan. Ia mengapresiasi bahwa upaya seperti yang dilakukan dalam simulasi evakuasi mandiri sekaligus menjadi contoh aksi nyata dalam peningkatan kapasitas melalui praktik yang baik dalam pengurangan risiko bencana.

Ia menambahkan bahwa hal itu harus dilakukan bersama-sama, sebab bencana adalah urusan bersama dan setiap orang memiliki tanggung jawab yang sama dalam penyelamatan. “Dalam upaya pengurangan risiko bencana, selain sistem peringatan dini, aksi nyata seperti kegiatan simulasi evakuasi mandiri ini juga perlu dilakukan. Kegiatan simulasi seperti yang dilakukan hari ini merupakan aksi nyata bagaimana upaya tercepat dalam menghadapi kondisi krisis. Karena kita semua punya tanggung jawab untuk saling menyelamatkan satu sama lain,” katanya dikutip dari keterangan tertulisnya.

Baca juga:  RSUP Sanglah Terima 6 Pasien Luka-luka Akibat Gempa

Pada kesempatan itu, Mohammed juga berkesempatan untuk bertanya kepada Ni Putu Anika Desintha Pradnyan Dewi, salah satu perwakilan siswa yang mengikuti kegiatan itu. Desintha mengaku sedikit takut saat mengikuti latihan simulasi evakuasi mandiri.

Namun di sisi lain, siswa SD ini merasa senang dan gembira karena mendapatkan pelajaran berharga dari latihan penyelamatan diri bersama teman-teman sekelasnya. Dari praktik simulasi evakuasi mandiri itu, Deshinta menjadi tahu apa yang seharusnya dilakukan dan bagaimana menyelamatkan diri dan orang lain dari ancaman bencana.

Baca juga:  ODGJ di Punggul Ditangani RSJ Provinsi Bali

Di samping itu, dia akan membawa praktik baik dari latihan simulasi evakuasi mandiri itu untuk keluarganya di rumah. “Kalau terjadi bencana, saya akan membawa 20 rekan saya untuk bersama-sama menyelamatkan diri. Saya juga akan bercerita kepada keluarga tentang bagaiamana cara evakuasi mandiri,” ucap Deshinta. (kmb/balipost)

BAGIKAN