Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Sonny Aprianto. (BP/ken)

DENPASAR, BALIPOST.com – Terorisme dan radikalisme hingga saat ini masih ada di Indonesia, padahal banyak pelaku sudah ditangkap dan jaringannya dibongkar. Terkait hal ini, Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Sonny Aprianto, S.E., M.M., menyebutkan berkembangnya terorisme karena masyarakat miskin atau tidak sejahtera.

“Saya punya pemikiran begini, kebetulan hari ini saya Pangdam IX/Udayana, salah satu wilayah saya Nusa Tenggara Barat. Kita tahu khususnya daerah Sumbawa ada masyarakat yang terpengaruh ajaran-ajaran yang tidak sesuai. Saya berpikir kenapa mereka sangat mudah terpengaruh ajajaran sesat, itu karena kemiskinan,” kata Pangdam Sonny usai kegiatan Sinergitas dan Kemitraan Kodam IX/Udayana dengan DPP Santri Tani Nahdlatul Ulama dalam rangka menyukseskan program ketahanan pangan di Provinsi Bali-Nusra, Senin (25/4).

Baca juga:  Potensi Bali Rebut 17-21 Emas di PON Papua

Menurut Mayjen Sonny, ajaran-ajaran menyimpang itu akan mudah hidup di tempat masyarakat yang sulit atau miskin. Oleh karena itu, Sonny punya pemikiran dan gagasan membuat membangun pompa hidram pertanian di wilayah Bima.

Saat ini sedang dibangun dua titik yang bisa mengairi hampir 600 hektare lahan pertanian. Antara Bima dengan Dompu ini bertetangga. Kalau di Dompu pertanian, peternakan dan perikanannya maju, akan menaikkan tingkat kesejahteraan masyarakat.

Kalau sudah sejahtera masyarakat tidak akan mudah dipengaruhi dengan ajaran-ajaran menyimpang.
” DPP Santri Tani sudah survei, baik untuk penanaman jagung, tambak udang dan bandeng. Kami juga koordinasi Danrem 162 dan jajarannya untuk membantu kelompok tani agar didampingi Babinsa melaksanakan kegiatan ini. DPP Santri Tani ani punya SOP sehingga hasilnya pertaniannya maksimal,” ujarnya.

Baca juga:  Apel Gelar Pasukan GPDRR, Ini Disampaikan Pangdam

Saat beri sambutan, Sonny mengatakan dipilihnya Dompu dan Bima dilaksanakan program kerja sama antara Kodam IX/Udayana dengan DPP Santri Tani sangat tepat. Pasalnya kodam harus ikut menyukseskan deradikalisasi. Paham teroris itu bisa berkembang di tengah kemiskinan. “Sama saja mau paham sesat, komunis dan teroris bisa berkembang di tempat-tempat miskin. Saya berpikir mereka harus disejahterakan. Di Bima saya buat program pompa hidram,” ungkapnya.

Baca juga:  Pascabom di Makassar, Polsek Nusa Penida Tingkatkan Patroli

Kenapa orang mudah sekali dirasuki ajaran sesat? Menurut jenderal bintang dua di pundak ini karena mereka miskin, hidup susah. “Dijanjikan kalau jadi pengantin bom bunuh diri masuk sorga, ditemani tujuh bidadari. Di sorga itu kolam airnya kayak madu dan susu. Buah tidak usah manjat, tinggal metik. Dari pada hidup miskin akhirnya pilih jadi pelaku bom bunuh diri. Kenapa mudah dipengaruhi karena kurang sejahtera,” ungkapnya.

Oleh karena itu, Sonny berupaya menyejahterakan masyarakat Bima dan Dompu. Caranya membuat pompa hidram dan bekerja sama pihak terkait memajukan pertanian, perternakan dan perikanan.(Kerta Negara/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *