Pasar Yangapi di Kecamatan Tembuku. (BP/Ist)

BANGLI, BALIPOST.com – Anggota DPRD Bangli I Made Sudiasa berharap Pasar Yangapi ditata tahun depan. Harapan itu disampaikannya menanggapi upaya pemerintah kabupaten Bangli melakukan penataan beberapa pasar pada tahun ini.

Menurut Sudiasa, Pasar Yangapi yang ada di Kecamatan Tembuku memiliki potensi luar biasa. Pasar Yangapi merupakan satu-satunya pasar rakyat yang ada di Kecamatan Tembuku. Lokasinya yang strategis, menjadikan pasar itu dekat untuk dijangkau desa-desa di kecamatan tersebut. “Dari sisi luas, juga sangat memadai. Ada sarana parkir cukup luas di sana,” KLkata Sudiasa, Minggu (27/3).

Baca juga:  Raker Bersama, Dewan Desak Percepatan Pelaksanaan Program Infrastruktur

Karenanya Sudiasa sangat mengharapkan Pasar Yangapi yang sudah lama mati suri dapat diprogramkan Pemkab untuk ditata di tahun 2023 mendatang. Jika memang untuk pembangunannya dibutuhkan bantuan dana pemerintah pusat, agar diusulkan mulai sekarang.

Tak hanya ditata, Pemkab melalui Disperindag juga diharapkan membuat konsep dan strategi agar pasar itu tetap bisa hidup. “Dulu pasar itu (pasar Yangapi) luar biasa ramai. Lama kelamaan sepi. Ini harus dicarikan jalan keluar. Kira-kira permasalahannya seperti apa,” ujarnya.

Baca juga:  Dewan Keamanan PBB Akan Putuskan Sikap Atas Langkah Rusia Terhadap Ukrania

Jika memang persoalannya karena keinginan pedagang yang minim berjualan di sana, maka menurutnya, Disperindag harus memaksimalkan promosi kepada pedagang agar mereka mau memanfaatkan/berjualan Pasar Yangapi. “Sekarang banyak sekali toko-toko di Pasar Yangapi yang kosong. Hampir 80-90 persen tidak dimanfaatkan. Itu harus dicarikan jalan keluar supaya pasar itu memang benar-benar bisa ramai pedagang dan pengunjungnya juga banyak,” kata politisi Demokrat tersebut.

Baca juga:  Juni, Unesco akan Lakukan Ini di Geopark Batur

Disperindag, menurut Sudiasa, seharusnya merasa tertantang melihat pasar-pasar kecil yang ada di desa-desa yang ramai pedagang dan pembeli. “Sedangkan kenapa pasar Yangapi tidak bisa ramai. Ini harus dipecahkan dan dicarikan jalan keluarnya,” kata anggota dewan asal Desa Undisan, Tembuku itu. (Adv/balipost)

BAGIKAN