I Made Sudiasa. (BP/Istimewa)

BANGLI, BALIPOST.com – Desa Adat Undisan Kelod, Kecamatan Tembuku punya tradisi melaksanakan rangkaian upacara perkawinan di wantilan desa. Hanya saja sudah sekitar 15 tahunan, tradisi itu tidak pernah lagi digelar. Ada rencana tradisi yang sudah punah itu akan dibangkitkan kembali.

Bendesa Adat Undisan Kelod, I Made Sudiasa mengungkapkan, dahulu terdapat rangkaian upacara perkawinan yang digelar di wantilan. Upacara wajib diikuti para mempelai dan keluarga masing-masing. Prajuru desa juga turut dihadirkan dalam upacara itu.

Baca juga:  Dua SD di Bangli Tak Gelar USBN, Ini Alasannya

Jika pada hari baik itu, ada lebih dari sepasang mempelai yang melangsungkan perkawinan, maka semua mempelai akan datang bersamaan ke wantilan. Pihak mempelai datang membawa banten. Prosesinya digelar berbarengan. “Meriah karena berbarengan, ramai-ramai ke wantilan,” ujarnya diwawancara belum lama ini.

Sudiasa mengungkapkan pengalamannya saat melangsungkan perkawinan dulu, terdapat beberapa prosesi yang dilaksanakan di Wantilan. Diantaranya Bendesa dan prajuru akan memastikan bahwa proses perkawinan yang dilaksanakan sudah sesuai aturan. Setelah dilakukan pengesahan oleh bendesa, kemudian dilaksanakan serah terima.

Baca juga:  5 Kabupaten Laporkan Tambahan Korban Jiwa COVID-19, Ini Detailnya

Selanjutnya para mempelai akan diberikan piteket-piteket atau nasehat. Setelah selesai bendesa akan mengumumkan kepada seluruh warga bahwa hari itu telah ada upacara perkawinan. Pengumuman dilakukan dengan membunyikan kulkul.

Menurut Sudiasa tradisi yang ada di desanya tersebut cukup unik. Tak hanya itu juga sarat makna. Karenanya pihaknya berkeinginan untuk membangkitkanya kembali. Dalam upaya membangkitkan tradisi itu pihaknya mengaku akan mengkomunikasikan terlebih dahulu dengan krama. ” Ini prosesinya unik. Kami ingin bangkitkan sebagai bagian kekayaan budaya Desa Adat Undisan Kelod,” kata pria yang juga anggota DPRD Bangli itu. (Dayu Swasrina/balipost)

Baca juga:  Desa Adat Runuh Komitmen Lestarikan Warisan Seni Budaya
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *