Tangkapan layar - Epidemolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko Wahyono dalam diskusi FMB9 yang diikuti secara virtual dari Jakarta, Rabu (17/11/2021). (BP/Ant)

JAKARTA, BALIPOST.com – Kemampuan mendeteksi COVID-19 lewat pengujian dan pelacakan kontak harus makin ditingkatkan meski kasus COVID-19 saat ini menurun. Hal itu dikatakan Epidemiolog dari Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono, dikutip dari kantor berita Antara, Senin (13/3).

“Saya lihat sekarang turun drastis banget (kasus COVID-19) tapi kan pemerintah harus memantau atau melakukan surveilans COVID-19 dengan ketat, kemampuan deteksi harus meningkat,” kata Yunis.

Baca juga:  DPR Didorong Rampungkan RUU Perampasan Aset

Masyarakat juga diimbau tidak takut mengikuti pemeriksaan COVID-19 lewat antigen atau PCR karena pengujian perlu dilakukan untuk menemukan infeksi COVID-19 di tengah masyarakat dan mencegah penyebarannya. “Sekarang ada kemalasan untuk masyarakat memeriksa antigen atau PCR, jadi menurut saya banyak kasus yang tidak terdeteksi yang menyebabkan penularan COVID-19 masih ada di Indonesia,” ujarnya.

Semakin cepat kasus ditemukan di tengah masyarakat maka diharapkan bisa semakin mencegah penyebaran COVID-19 meluas.

Baca juga:  Sebulan Buron, Jambret Spesialis Mahasiswi Dibekuk

Yunis menuturkan jika pembebasan sosial terlalu dini dilakukan meskipun saat ini kasus sudah menurun maka kemungkinan akan terjadi peningkatan kasus.

Untuk daerah dengan positivity rate yang tinggi, pembatasan sosial harus digencarkan. Menurut Yunis, daerah dengan level dua bukan berarti aman dari penularan COVID-19 karena level dua gampang sekali beralih ke level 3. Untuk itu, perlu tetap melakukan pembatasan sosial. “Mari tetap pertahankan protokol kesehatan sampai nanti ada batas indikator yang bisa digunakan bebas bersama,” ujarnya. (Kmb/Balipost)

Baca juga:  China Kembali Dikejutkan Kasus Kematian Akibat Infeksi Covid-19

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *