dr. Laksmi Duarsa. (BP/Ist)

DENPASAR, BALIPOST.com – Calon kuat ketua umum Pengprov POBSI Bali masa bakti 2022-2026, yakni dr. Laksmi Duarsa, Sp. KK. FINDSDV. Pasalnya, hingga kini tercatat 7 pengkab POBSI menjagokan wanita yang menjabat Bidang Kesehatan KONI Bali ini, dan diprediksi bakal melenggang mulus menggantikan Njoo Daniel Dino Dinatha, yang telah menjabat dua kali masa bakti.

Wakil Ketua Pengprov POBSI Bali Willy Soedarno, di Denpasar, Jumat (4/2), menerangkan, masa kepemimpinan Dino Dinatha sampai dengan 28 Februari 2022. “Berdasarkan peraturan AD/ART, maksimal jabatan ketum 2 kali periode,” terang Willy.

Baca juga:  Jaring Balon Pilbup Bangli, Golkar akan Survey 4 Kandidat

Karena itu, pihaknya mulai menjaring kandidat dan baru masuk seorang calon. “Kami sempat menanyakan kepada Dino Dinatha, dan mendapat jawaban mempersilakan mencari figur lain,” tutur Willy.

Sementara dr. Laksmi mendapat dukungan dari 7 pengkab POBSI, yakni Badung, Bulelelng, Tabanan, Gianyar, Klungkung, Karangasem, dan Bangli. Sedangkan 2 pengkab yang belum mendukung Jembrana dan Denpasar. “Kami mengagendakan Musprov 20 Februari 2022, dan tempatnya yang sederhana saja,” ujar Willy.

Baca juga:  Penetapan Kandidat Vaksin Covid-19 Melalui Pengawalan BPOM

Disinggung prestasi pebiliar PON Bali, yang turun pada turnamen terbuka internasional, di Renon, pertengahan Januari lalu, Willy menerangkan, 4 pebiliar PON Papua, yakni Oei Kiem Han, Irwan Limardi, Dhitya Octora, dan Made ‘Marsel’ Tirta ikut ambil bagian, namun tersisih. Justru, atlet bola sodok asal Buleleng Mario Calame, yang tembus ke semifinal dalam kejuaraan terbuka berhadiah total Rp 205 juta. “Kami akan terus memantau pebiliar bertalenta dan berprestasi ” ungkapnya.

Baca juga:  Tim Penyidik Jadwalkan Ulang Pemeriksaan Ketum dan Wakil PSSI

Apalagi, lanjut dia, Bali perlu regenerasi atlet, mengingat Oei Kiem Han meninggal. Padahal, dialah atlet yang menyumbang perunggu, di nomor nooker red, pada ajang PON XX Papua 2021. Bahkan, atlet Kota Denpasar Awan Paraaola juga meninggal, Januari lalu. “Jadi, kami merasa kehilangan 2 pebiliar Bali meninggal, sehingga kamk harus menjaring bibit atlet bola sodok lagi,” jelas Willy. (Daniel Fajry/Balipost)

BAGIKAN