Anak Agung Ayu Sugantini memperlihatkan piagam Anugerah Bali Brand yang diperolehnya. (BP/Hendri Febriyanto)

BANGLI, BALIPOST.com – Kabupaten Bangli memang kaya akan kuliner lokal. Salah satunya ayam keren.

Kuliner tradisional ini tidak hanya unik dari segi rasa, namun juga proses pembuatannya. Pada zaman kerajaan, ayam keren merupakan menu favorit raja di Bangli. Lalu bagaimanakah proses pembuatan menu ayam keren dengan resep kerajaan ini?

Anak Agung Ayu Sugantini merupakan pemilik usaha kuliner ayam keren di Puri Kelodan Bangli. Dia mengenang sejarah singkat keberadaan resep ayam keren itu.

Dituturkan, ayam keren itu dulunya merupakan salah satu makanan kegemaran raja di Bangli. Disebut ayam keren karena proses memasaknya dilakukan dengan cara dikeram.

Ia sendiri mewarisi resep ayam keren secara turun temurun dari kakeknya yang dahulu merupakan chef kerajaan. “Cerita dari ibu saya, dulu pada zaman kerajaan kakek saya dipercaya menjadi tukang masak Raja Bangli. Ibu saya juga ikut membantu di sana saat masih muda. Kemudian oleh ibu saya, saya diajari resep membuat ayam keren ini,” ungkapnya kepada Bali Post saat ditemui di Puri Kelodan Bangli, Senin (15/1).

Baca juga:  Laklak Biu Men Bayu, Lestarikan Kuliner Khas Bali di Masa Tua

AA Ayu Sugantini membuat usaha sampingan itu sembari bekerja sebagai PNS. Ia  awalnya mencoba coba membuat masakan ayam keren sesuai resep yang diwariskan orangtuanya.

Lama-lama ayam keren buatannya punya banyak penggemar. Hingga saat ini sudah 30 tahun Sugantini menekuni usaha kuliner ayam keren dengan brand Arda Yusa Ayam Keren.

Untuk membuat ayam keren dibutuhkan kesabaran. Sebab proses memasaknya memakan waktu cukup lama sekitar 12 jam.

Ayam yang telah dibersihkan itu diberi bumbu tradisional. Selanjutnya dibungkus dengan upih (pelepah pinang). Setelah dibungkus rapat selanjutnya dimasak.

Ia sampai saat ini masih mempertahankan teknik memasak tradisional itu. Sama seperti zaman dahulu. Ayam yang terbungkus upih ditutup paso tanah dan dikubur dengan sekam. Selanjutnya sekam dibakar selama 12 jam. “Kalau apinya kecil lebih bagus. Hasil ayam jadi lebih empuk,” jelasnya.

Baca juga:  Deklarasi Dinilai Sia-Sia, Polisi Tak Serius Atasi Kemacetan Ubud

Proses memasak dengan cara yang masih sangat tradisional itu diyakini menjadi sebab mengapa ayam keren memiliki cita rasa khas yang berbeda dengan masakan lainnya. “Kalau pakai aluminium foil untuk membungkusnya, aromanya akan beda,” ujarnya.

Meski termasuk jenis makanan tradisional, namun cita rasa ayam keren buatannya ternyata sudah terkenal ke sejumlah daerah hingga luar Bali. Bahkan pernah ada yang membeli ayam kerennya untuk dibawa ke India.

Karena proses memasaknya cukup lama, maka untuk bisa mencicipi ayam keren buatan Agung Sugantini harus memesan beberapa hari sebelumnya. Dikatakan Sugantini, ayam keren buatannya bisa tahan hingga empat hari.

Baca juga:  Selamatkan UMKM, Selamatkan Ekonomi Nasional

Jika mau dihangatkan dengan cara dikukus juga bisa dan akan lebih nikmat. “Saya buatnya tidak pakai bahan pengawet. Saya gunakan gula aren,” ucapnya.

Tak hanya ayam, bagi penyuka daging bebek juga bisa memesan. Karena ia juga membuat bebek keren. Per ekor ayam keren dibandrol dengan harga Rp 125 ribu. Sedangkan bebek Rp 150 ribu.

Saat hari raya, Agung Sugantini bisa menerima pesanan hingga ratusan ekor dalam sehari. Untuk membantu mengerjakan pesanan, ia mengajak beberapa orang tenaga kerja.

Agung Sugantini berterimakasih atas penghargaan Bali Brand yang diberikan Bali Post. Ia pun berharap dengan apresiasi yang diberikan ini dapat terus melestarikan kuliner lokal Bangli masa lampau ini. (Dayu Swasrina/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *