Sejumlah pedagang canang berjualan di salah satu pasar tradisional, Denpasar. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Bali Hanif Yahya, Senin (3/1) mengatakan, inflasi pada Desember 2021 adalah 1,70% di Singaraja dan 0,75% di Denpasar. Penyumbang inflasi pada Desember 2021 ini beragam, darii cabai rawit, minyak goreng, telur ayam ras, hingga canang sari.

Sedangkan jika dikelompokkan inflasi menurut komponen pada Desember 2021 yaitu komponen inti mengalami inflasi 0,26% di Denpasar dan 0,85% di Singaraja. Komponen administered price atau harga yang diatur pemerintah mengalami inflasi 0,56% di Denapsar dan 0% di Singaraja.

Baca juga:  Maestro Legong, Bulan Trisna Djelantik Berpulang

Komponen bergejolak atau volatile mengalami inflasi 3,31% di Denapsar dan 5,75% di Singaraja. “Harga yang diatur pemerintah atau administered price pada Desember 2021 tidak terlalu begitu signifikan perubahannya,” ujarnya.

Sekalipun komponen inflasi administered price termasuk harga LPG non subsidi mengalami kenaikan harga atau inflasi, namun pengaruhnya tidak terlalu besar terhadap inflasi secara keseluruhan. Sebab,  yang memiliki pengaruh paling besar adalah komponen harga bergejolak atau volatile food.

Baca juga:  Perekonomian Bali Menyusut -1,14 Persen, Pertanda Apa?

“Harga bergejolak tersebut terkait dengan makanan, seperti cabai, canang sari, itu memang banyak dikonsumsi. Jadi itu yang mempengaruhi tingkat inflasi dari setiap kota,” jelasnya.

Sedangkan pada komponen harga yang diatur pemerintah itu, hanya sekali mengalami gejolak harga, namun setelah itu stabil kembali. Tapi jika harga yang sering bergejolak, seperti makanan dan cabai, dan sayuran, setiap saat tergantung juga posisi dari ketersediaan bahan pangan tersebut. “Jadi permasalahan di distributor akan mempengaruhi hingga ke end user atau konsumen terakhir,” jelasnya. (Citta Maya/balipost)

Baca juga:  2022, RS Nyitdah Diharapkan Beroperasi Penuh
BAGIKAN