Sejumlah warga antre melakukan tes COVID-19 saat munculnya kluster di Desa Serokadan pada 2020. (BP/Istimewa)

BANGLI, BALIPOST.com – Di tahun 2020 lalu, Serokadan sempat heboh. Pasalnya jumlah kasus Covid-19 di wilayah itu tergolong tinggi hingga harus diisolasi oleh pemerintah. Tak ingin hal itu terulang, desa adat yang ada di Kecamatan Susut itu pun terus mengimbau warga agar selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes).

Bendesa Adat Serokadan Dewa Gde Oka mengakui bahwa Serokadan sempat menjadi perhatian saat awal kemunculan Covid-19 di Bali. Itu lantaran banyak kasus ditemukan di wilayahnya. Ia mengaku hal itu sempat membuat dirinya trauma.

Baca juga:  Desa Adat Kerobokan Lestarikan Tradisi Pesamuan Hidangan Tumpek Wayang

Untuk mencegah terjadinya penyebaran Covid-19 di wilayahnya, pihaknya selama ini terus memberikan imbauan kepada seluruh warga agar selalu disiplin menerapkan prokes pencegahan Covid-19. Terutama memakai masker, mencuci tangan dan menghindari kerumunan.

Pihaknya juga mengimbau masyarakatnya meningkatkan pola hidup bersih dan sehat. “Imbauan ini kami sampaikan dalam setiap kesempatan. Misalnya, pertemuan adat, saya selalu imbau agar menerapkan prokes,” kata Dewa Oka.

Baca juga:  Denda Bagi Pelanggar Prokes Diberlakukan, Efektifkah?

Tak hanya memberikan imbauan, pihaknya juga membagikan masker dan sanitizer. Serta pembagian sembako bagi warga yang keluarganya terpapar covid.

Untuk pengadaan sarana pencegahan dan sembako tersebut pihaknya memanfaatan bantuan keuangan khusus (BKK) yang dikucurkan pemerintah Provinsi Bali. Dari total Rp 300 juta bantuan yang diberikan, Rp 50 juta di antaranya bisa dimanfaatkan untuk pencegahan Covid-19. “Sebelumnya kami juga rutin lakukan penyemprotan disinfektan di tempat-tempat umum. Misalnya, besok mau ada upacara, sebelumnya kami semprot disinfektan dulu,” ujarnya.

Baca juga:  Makin Meningkat dan Mengkhawatirkan! Keterisian ICU dan Isolasi untuk Pasien COVID-19

Dewa Oka itu mengaku cukup khawatir dengan munculnya varian baru Covid-19 di beberapa negara. Apalagi banyak dari warga di Serokadan bekerja sebagai pekerja migran Indonesia (PMI). Untuk mencegah ada warganya yang terpapar, pihaknya hanya bisa mengimbau masyarakat agar selalu disiplin prokes. “Karena itu kuncinya. Di samping menerapkan pola hidup bersih dan sehat,” imbuh mantan anggota DPRD Bangli itu. (Dayu Swasrina/balipost)

BAGIKAN