Presiden AS, Joe Biden. (BP/Antara)

WASHINGTON, BALIPOST.com – Merebaknya varian COVID-19 yang dinamai Omicron di Afrika Selatan (Afsel) membuat negara-negara lain waspada. Amerika Serikat (AS) akan melarang masuknya pelancong dari delapan negara di Benua Afrika bagian selatan mulai pekan depan. Kebijakan terbaru ini dikemukakan Presiden Joe Biden, Jumat (26/11).

Dikutip dari Kantor Berita Antara, pembatasan yang mulai berlaku Senin (29/11), tidak berlaku untuk warga AS dan penduduk tetap yang sah, ujar seorang pejabat pemerintahan Joe Biden. AS termasuk di antara negara-negara di seluruh dunia yang segera menangguhkan perjalanan dari Afsel karena berita tentang Omicron.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut Omicron “memprihatinkan.” Pembatasan berlaku untuk Afrika Selatan, Botswana, Zimbabwe, Namibia, Lesotho, Eswatini, Mozambik, dan Malawi. Sebagian besar warga negara non-AS yang telah berada di negara-negara tersebut dalam 14 hari sebelumnya tidak akan diizinkan masuk ke Amerika Serikat.

Baca juga:  Kasus Baru Nasional Lampaui 40 Ribu! Tambahan Pasien Sembuh Juga Pecah Rekor

“Sebagai tindakan pencegahan sampai kami memiliki lebih banyak informasi, saya memerintahkan pembatasan perjalanan udara tambahan dari Afrika Selatan dan tujuh negara lainnya,” kata Biden dalam sebuah pernyataan.

“Pembatasan baru ini akan berlaku pada 29 November. Saat kami bergerak maju, kami akan terus dipandu dengan saran dari sains dan tim medis saya.”

Pejabat administrasi lain memperingatkan bahwa Amerika Serikat dapat menambahkan beberapa negara ke daftar pembatasan jika variannya menyebar.

Baca juga:  WHO Kritik Negara yang Belum Miliki Komitmen Kuat Isolasi COVID-19

Delta Air Lines dan United Airlines keduanya terbang ke Afrika Selatan dan United akan melanjutkan penerbangan nonstop dari Newark ke Cape Town pada 1 Desember. Saham kedua maskapai ditutup anjlok lebih dari 8 persen pada Jumat.

Dalam pertemuan di Organisasi Perdagangan Dunia pada Jumat (26/11), Biden meminta kepada negara-negara yang hadir dalam pertemuan tersebut untuk mengecualikan perlindungan kekayaan intelektual untuk vaksin COVID-19 setelah ditemukannya varian baru.

“Berita tentang varian baru ini membuat lebih jelas dari sebelumnya mengapa pandemi ini tidak akan berakhir sampai kita memiliki vaksinasi global,” kata Biden dalam sebuah pernyataan.

Baca juga:  Ini, Sejumlah Kegiatan Kerumunan Sebabkan Lonjakan Kasus di Jakarta

Beberapa pakar kesehatan masyarakat mengatakan Amerika Serikat belum cukup menyediakan vaksin di luar negeri, karena mempercepat suntikan vaksin dosis ketiga untuk warga AS.

Sebelumnya, pejabat senior AS untuk penyakit menular Dr. Anthony Fauci mengatakan Amerika Serikat bergegas mengumpulkan data tentang varian COVID-19 yang baru.

Butuh waktu berpekan-pekan bagi para ilmuwan untuk sepenuhnya memahami mutasi varian. Otoritas kesehatan berusaha untuk menentukan apakah omicron lebih menular daripada varian lain dan apakah vaksin efektif untuk melawannya. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *