I Wayan Ramantha. (BP/Istimewa)

Oleh I Wayan Ramantha

Ekonomi Kerthi Bali, agar dapat terlaksana dengan baik diperlukan 6 (sad) strategi: Knowledge, Organizing, Strong, Trust, Equilibrium, Responsibility (KOSTER).

Knowledge. Peningkatan kualitas Pengetahuan (baik yang berasal dari Ilmu maupun Wahyu) dari SDM Bali (Jana Kerthi) yang kreatif, inovatif dan berteknologi di segala sektor ekonomi: 1) Pertanian dalam arti luas, 2) Perdagangan, 3) Industri (termasuk IKM dan UMKM), 4) Ekonomi Kreatif dan Digital, 5) Pariwisata dan 6) Jasa Keuangan.

Organizing (Organizer/Leadership). Peningkatan kualitas kepemimpinan unit-unit ekonomi dan kelembagaannya untuk siap mandiri dan menjadikan Bali berdikari secara ekonomi, sebagaimana dimaksud dalam Tri Sakti Bung Karno. Peningkatan kemandirian ini penting untuk mengurangi ketergantungan ekonomi Bali pada komoditas yang berasal dari luar Bali (yang tidak memiliki multiplier effect) bagi Ekonomi Kerthi Bali.

Baca juga:  Transformasi Pelayanan Jasa Angkutan Logistik dari Hulu ke Hilir Era Revolusi Industri 4.0

Strong. Penguatan jati diri yang kokoh berdasarkan nilai-nilai kearifan lokal krama Bali (Misi Membangun Bali No. 6), penguatan moralitas dan integritas manusia Bali yang tekun, ulet, desiplin, produktif dan memiliki daya saing dengan semangat pantang menyerah (Puputan). Melalui prinsip ini diharapkan dapat meningkatkan kewirausahaan/Entrepreneurship orang Bali yang hingga kini masih menjadi tantangan dalam melaksanakan Ekonomi Kerthi Bali.

Trust. Penguatan kepercayaan diri manusia Bali yang memiliki spririt Jengah, jujur, beretika dan bangga sebagai krama Bali. Etika dan kejujuran merupakan modal dasar bagi pelaku ekonomi untuk sukses di kancah lokal, nasional maupun global. Manusia Bali seharusnya bangga sebagai krama Bali karena brand Bali telah terkenal di seluruh dunia.

Baca juga:  Asesmen Nasional Bukan Pengganti UN 

Equilibrium. Keseimbangan pilar ekonomi Kerthi Bali harus dijaga dari segala dimensi; apakah itu antar sektor, maupun antar wilayah. Bila dilihat dari antarsektor; 6 pilar (simbul Kalpataru dalam Logo), sektor pertanian dalam arti luas bisa dijadikan satu (nomor) dengan perikanan/kelautan, lalu ditambah sektor jasa (agar termasuk LPD) yang merupakan Lembaga Keuangan khas krama Bali. Bila dilihat dari antar wilayah, keseimbangan ekonomi antar selatan dan utara, barat dan timur masih memerlukan perjuangan panjang yang harus diawali dengan pembangunan Infrastruktur sebagaimana yang telah dirintis saat ini.

Baca juga:  Prioritas Siswa Miskin Dalam PPDB

Responsibility. Ekonomi Kerthi Bali harus dibangun secara inklusif dan bertanggung jawab dengan tetap menjaga ekosistem alam dan budaya secara berkelanjutan. Mindset/Pola pikir pelaku Ekonomi Kerthi harus diarahkan agar berlandaskan Tri Hita Karana. Dimana dalam mecari profit harus memperhatikan Pray, People, Planet yang kini prinsip 4P tersebut telah mendunia. Mencari Artha untuk Dharma, Artha, Kama sesuai Sarasamuscaya 262 dan implementasi Catur Purusartha. Simpulan: Ekonomi Kerthi Bali memerlukan KOSTER.

Guru Besar FEB Unud, Disampaikan dalam bedah buku “Ekonomi Kerthi Bali” di Taman Budaya Denpasar, 20 Oktober 2021

BAGIKAN