M. Zainudin (kiri) bersama Herwin Adianto (kanan). (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Bali meloloskan dua atlet binaraga, yakni M. Zainudin (+65 kg) dan Herwin Adianto (+85 kg). Selama TC sentralisasi ini, mereka memasuki masa conditioning. Artinya, mereka cukup menjaga kebugaran tubuh hingga tetap fit, serta mempertahankan berat badan.

Pelatih binaraga PON Bali Wayan Bun Setiady, di Denpasar, Selasa (17/8), menerangkan, Herwin dan Zainudin sebelumnya telah digenjot latihan keras, dengan mengangkat beban. “Namun, sejak memasuki TC sentralisasi awal Agustus lalu, pola latihan mereka cukup ringan serta menjaga pola makan,” kata pelatih yang akrab disapa Obit ini.

Baca juga:  Rem Blong, Mobil Box Terjun ke Dalam Jurang

Obit mengemukakan, saat ini mereka sudah tidak lagi menyantap menu karbohidrat, seperti nasi. Sebaliknya, makanan atlet binaraga mementingkan protein, yakni mengkonsumsi daging dan ikan. “Mereka disuguhi protein daging dan ikan tanpa nasi,” terangnya.

Ia mengingatkan, untuk protein daging dan ikan tidak boleh di goreng, sehingga tidak mengandung minyak. “Akan tetapi, daging dan ikan cukup dikukus saja,” ujarnya.

Selain itu, lanjut dia, pola latihan cukup ringan, berupa berlatih di fitnes di kawasan Renon maupun penginapan tempat atlet pelatda menginap. “Anak-anak cukup berlatih ringan saja, menjaga kondisi, serta berat ideal, hingga menjelang keberangkatan, ” pesan Obit.

Baca juga:  Amankan COP-4, Polda Siagakan Pasukan Antidrone

Ia menambahkan, latihan ringan dibarengi dengan pengeringan tubuh dengan berjemur. “Mereka juga harus ditambah asupan vitamin, berikut suplemen,” tuturnya.

Obit menjelaskan, baik Herwin maupun Zainudin menduduki peringkat kelima saat turun di Pra PON. Yang membanggakan, Herwin turun pada Kejurnas Binaraga, di Gorontalo, dan menduduki peringkat ketiga. Sedangkan, Zainudin tidak tampil pada event tersebut.

Pasca kejurnas, lanjut dia, anak-anak sempat berlatih bersama atlet binaraga Sumbar. Diakuinya, setelah kejurnas, sama sekali tidak ada agenda kejuaraan.

Baca juga:  Voli Pantai Tanpa Latih Tanding

Karena itu, atlet binaraga sama-sama buta perkembangan prestasi calon lawannya. “Kami buta peta kekuatan lawan. Sebaliknya, lawan juga tidak mengetahui kekuatan kami. Yang terpenting, anak-anak bisa tampil maksimal, dan pulang membawa medali,” beber dia. (Daniel Fajry/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *