Toilet – Toilet di RTH lapangan alun-alun Negara yang jorok. Kondisi fasilitas umum ini sering disoroti warga namun tetap dibiarkan. (BP/Olo)

NEGARA, BALIPOST.com – Fasilitas umum berupa toilet di Lapangan Umum Negara jorok dan terkesan tak terawat. Fasilitas umum bagi warga yang melakukan aktivitas di sekitar lapangan tersebut selain kotor, juga banyak tercecer sampah. Mirisnya, sampah di dalam toilet, merupakan bukti dari perbuatan mesum, seperti alat kontrasepsi dan kebanyakan bungkus “tisu magic”.

Kondisi ini sangat memprihatinkan karena toilet ini selain berada di areal Lapangan Umum Negara yang merupakan alun-alun. Dekat dengan Kantor Kelurahan Banjar Tengah, Rumah Jabatan Pimpinan DPRD dan Kantor Camat Negara.

Baca juga:  Tempatkan Material Bangunan di Fasum, Warga Disemprit Satpol PP

Sejatinya upaya bersih-bersih secara gotong royong sudah dilakukan. Tetapi sepertinya tidak sampai menyasar di dalam toilet yang jorok tersebut.

Joroknya toilet ini sering dikeluhkan warga yang hendak menggunakan sarana umum tersebut. Bahkan karena bau dan jorok, warga enggan menggunakan.

Terkait hal tersebut, Lurah Banjar Tengah, Ketut Jaya Wirata dikonfirmasi wartawan, Jumat (23/7) mengatakan kamar mandi ini memang selalu menjadi sorotan. Tetapi bukannya dia lepas tanggungjawab, tetapi untuk RTH (ruang terbuka hijau) yang mengelola desa adat.

Baca juga:  Kalah Pilkada 2020, Kembang Siap Balas di 2024

Termasuk pengelolaan pedagang dis sekitar lokasi RTH. Pengelolaan termasuk warung-warung. “Kami memperbaiki saja, termasuk saat (bangunan) tertimpa pohon ada genteng yang bocor kita bantu kebetulan ada genteng. Untuk kebersihan (RTH) sejatinya juga dari Dinas LH tetapi hanya di sekitar lapangan, tidak sampai ke toilet,” terangnya.

Kelurahan menurutnya memang tidak boleh mengelola RTH itu. Tetapi selaku penyanding berada di wilayah Banjar Tengah, pihaknya juga serba sulit.

Baca juga:  Sering Malak dan Meresahkan Warga, Polisi Gadungan Diamankan

Setiap Jumat pagi para pegawai kelurahan juga melakukan upaya pembersihan tetapi hanya untuk drainase karena keterbatasan personil. “Bukan kami tidak lepas tangan, tetapi seperti itu kenyataan,” pungkas Lurah. (Surya Dharma/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *