Pemetaan potensi cuaca ekstrem di Indonesia oleh BMKG. (BP/dok)

JAKARTA, BALIPOST.com – Gempa berkekuatan 8,7 magnitudo yang diikuti tsunami 29 meter berpotensi terjadi di pesisir Pantai Selatan Jawa Timur (Jatim). Ini, sifatnya potensi dan bukan prediksi.

“Keterangan ini adalah potensi bukan prediksi yang pasti, sehingga kapan terjadinya tidak ada yang tahu,” kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno dalam keterangan secara tertulis kepada wartawan di Jakarta, Minggu (6/6).

Informasi tersebut berdasarkan hasil kajian dan pemodelan para ahli yang disampaikan pada diskusi bertajuk Kajian dan Mitigasi Gempa bumi dan Tsunami di Jawa Timur, zona lempeng selatan Jawa memiliki potensi gempa dengan magnitudo maksimum 8,7.

Baca juga:  Banpres BPUM Bantu Pelaku UMKM Bertahan Ditengah Pandemi

Bambang mengatakan Indonesia sebagai wilayah yang aktif dan rawan gempa bumi memiliki potensi yang dapat terjadi kapan saja dengan berbagai kekuatan magnitudo.

Dalam keterangannya Bambang mengatakan sampai saat ini belum ada teknologi yang dapat memprediksi gempa bumi dengan tepat dan akurat, terkait waktu maupun kekuatan gempa. “Sehingga BMKG tidak pernah mengeluarkan informasi prediksi gempa bumi,” katanya dikutip dari Kantor Berita Antara.

Baca juga:  Ruangan Kelas Rusak, Siswa SDN 1 Tiyingtali Akan Belajar Dibawah “Wewarungan” Bambu

Untuk itu, kata Bambang, BMKG melakukan upaya mitigasi struktural dan kultural dengan membangun bangunan aman gempa dan tsunami. “Pemerintah daerah dengan dukungan Pemerintah Pusat dan pihak swasta menyiapkan sarana dan prasarana evakuasi yang layak dan memadai,” katanya.

BPBD memastikan sistem peringatan dini di daerah rawan telah terpelihara dengan layak dan terjaga selama 24 jam untuk meneruskan peringatan dini dari BMKG. Pemerintah daerah dengan Pusat, kata Bambang, melakukan penataan tata ruang pantai rawan agar aman dari bahaya tsunami dengan menjaga kelestarian ekosistem pantai sebagai zona sempadan untuk pertahanan terhadap gelombang tsunami dan abrasi.

Baca juga:  GPDRR Ditutup, Indonesia Sampaikan 7 Rekomendasi Agenda Bali untuk Resiliensi Berkelanjutan

Bambang mengatakan pemerintah daerah dengan pihak terkait perlu membangun kapasitas masyarakat melalui edukasi untuk melakukan respons penyelamatan diri secara tepat saat terjadi gempa bumi dan tsunami. “Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang dan tidak terpancing isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” katanya. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *