Albertha Dwi Setyorini dan Ari Yuniarso. (BP/Istimewa)

Oleh Albertha Dwi Setyorini, Ari Yuniarso

Sejak pemerintah mengumumkan kebijakan Poros Maritim Dunia, sudah banyak perubahan besar pada arena pengembangan riset, inovasi, dan aplikasi teknologi, dan kebijakan maritim. Beberapa program besar seperti tol laut, tata ruang laut, manajemen pelabuhan, serta keamanan dan keselamatan pelayaran, hingga ekonomi kelautan telah memberikan kontribusi dalam pembangunan bidang maritim.

Bidang ini sangat strategis di tengah geliat pertumbuhan ekonomi global yang memanfaatkan sumberdaya hayati, energi terbarukan, dan sistem logistik maritim sebagai jembatan pertumbuhan ekonomi dan pergerakan barang antar negara.
Meskipun Indonesia memiliki potensi yang besar untuk menjadi poros maritim dunia, namun sepertinya potensi tersebut sampai saat ini belum dikembangkan secara optimal.

Hal itu dapat dikatakan karena pembangunan kemaritiman belum dilakukan secara terintegrasi dengan lingkungan-lingkunganya yang strategis. Oleh karena itu, pembangunan kemaritiman yang terintegrasi perlu dilakukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan mendorong peningkatan potensi maritim yang ada seperti transportasi laut (sea transportation), industri galangan kapal dan perawatannya (ship building and maintenance), pembangunan dan pengoperasian pelabuhan (port construction and operation).

Sekalipun ada kekurangan di sana – sini pada realisasi di lapangan, sebagai konsep dan strategi arah kebijakan pembangunan, ide Indonesia Poros Maritim ialah sebuah terobosan tersendiri dan buah dialektika memajukan indonesia sebagai negara maritim.

Bagaimanapun konsepsi membangun indonesia sebagai poros maritim.Indonesia berada tepat ditengah-tengah proses perubahan strategis itu,baik secara geografis,geopolotik,maupun geoekonomi.

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki lautan luas dengan garis pantai cukup panjang. Posisi geografis Indonesia di jalur khatulistiwa semakin memiliki banyak keuntungan karena diapit benua Asia dan benua Australia serta samudera Pasifik dan samudera Hindia.

Baca juga:  Menjaga Legitimasi Hasil Pemilu 2019

Dengan kenyataan ini posisi Indonesia sampai kapan pun akan selalu menjadi tempat strategis di dalam peta perdagangan dunia. Transportasi maritim memiliki peran penting dalam sistem rantai pasok dunia.

Menurut laporan yang dipublikasikan oleh United Nations on Trade and Developments (UNCTAD) sebanyak 80% perdagangan barang global diangkut melalui laut dan melewati pelabuhan di seluruh dunia. Di Indonesia hampir 88% aktivitas perdagangan barang diangkut dengan menggunakan jasa transportasi laut karena dianggap lebih efisien.

Moda transportasi laut dapat mengangkut barang dalam jumlah besar, kecepatan dan biaya angkut per ton mil relatif lebih murah dan sangat menguntungkan untuk angkutan barang jarak jauh pada wilayah kepulauan

Logistik Maritim 4.0 adalah kunci untuk mempercepat kebijakan Presiden Joko Widodo tentang Global Maritime Fulcrum yang salah satu pilarnya adalah pembangunan infrastruktur dan konektivitas antarpulau. Infrastruktur dan konektivitas maritim memainkan peran penting dalam era revolusi industri 4.0, khususnya di Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki rantai logistik yang panjang dan terfragmentasi.

Revolusi industri 4.0 yang padat teknologi tinggi dan sistem informasi digital telah mendorong pergeseran dalam bidang maritim yang membutuhkan percepatan riset, inovasi, maupun aplikasi teknologi 4.0 di bidang industri dan pemberdayaan masyarakat serta adaptasi kebijakan. Pergeseran pada bidang maritim berbasis teknologi 4.0 akan mengubah sistem ekonomi, pengelolaan ekosistem, serta sistem sosial karena digitalisasi dan penggunaan teknologi cerdas di berbagai aktifitas.

Penerapan Logistik Maritim 4.0 yang akan meningkatkan sistem manajemen logistik diharapkan akan menyelesaikan masalah kurangnya operasi pelabuhan, seperti waktu tinggal yang selama ini menjadi akar penyebab prosedur perdagangan yang panjang. Dalam logistik maritim, muatan yang akan dikirim banyak mengalami pendataan guna memastikan barang dikirim ke tujuan yang tepat.

Baca juga:  Bali dan Inisiatif Penyelamatan Air

Saat ini, pendataan muatan sudah banyak dilakukan secara digital, serta menjadi lebih transparan dan dapat diakses oleh siapapun secara online dan real time. Selain proses pendataan, muatan juga harus dapat dilacak posisinya. Baik itu ketika masih berada di depo atau tempat penumpukan petikemas, ketika beralih ke pelabuhan, maupun ketika sudah terangkut di atas kapal atau sampai di pelabuhan tujuan, dan barang yang dikirimpun harus sampai tepat waktu dan menuju tempat yang ditentukan dalam kondisi baik.

Selain aplikasi untuk database, tracking dan klaim asuransi, perusahaan logistik juga telah menerapkan teknologi informasi untuk perencanaan hingga jasa customer service. Sistem yang telah dijalankan adalah layanan e-ticketing, aplikasi Informasi Muat Ruang Kapal (IMRK), Aplikasi Simlala (digitalisasi perizinan), Inaportnet (digitalisasi pelayanan pelabuhan), aplikasi Sitolaut (tracking distribusi barang dan ternak di area 3TP), dan dashboard monitoring (transparansi dan efisiensi layanan kepelabuhanan).

Kemudian ada Logistic Communication System (ILC) yang dapat memudahkan masyarakat dalam mengakses informasi jadwal kapal, posisi tracking kapal, ketersediaan container, shipping order, manifest dan biaya pengiriman, data statistik pengiriman muatan berangkat dan balik, sampai dengan harga jual barang kebutuhan pokok dan penting.

Revolusi industri 4.0 yang padat dengan teknologi tinggi dan sistem informasi digital telah mendorong pergeseran dalam bidang logistik maritim yang membutuhkan percepatan riset, inovasi, maupun aplikasi teknologi di bidang industri dan pemberdayaan masyarakat serta adaptasi kebijakan. Pergeseran pada bidang logistik maritim berbasis teknologi akan mengubah sistem ekonomi, pengelolaan ekosistem, serta sistem sosial karena digitalisasi dan penggunaan teknologi cerdas di berbagai aktivitas.

Baca juga:  Kompetensi Wajib Kepala Sekolah

Logistik maritim 4.0 terus berkembang karena tuntutan pemanfaatan sumberdaya hayati dan non-hayati serta jasa lingkungan yang berkelanjutan, pengawasan terhadap sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil, pemulihan ekosistem, peningkatan keamanan dan keselamatan pelayaran, pelayanan bongkar muat di pelabuhan, serta tata kelola kepelabuhanan, penciptaan energi baru dan terbarukan. Implementasi era digitalisasi logistik maritim dari hulu ke hilir memiliki banyak manfaat, antara lain dapat menurunkan biaya logistik, sharing kapasitas logistik, menumbuhkan ekonomi digital, meningkatkan transparansi layanan, sistem antar kementerian dan lembaga serta dunia usaha terhubung, mengurangi mata rantai logistik, tidak adanya duplikasi dan repetisi, serta menghilangkan proses manual.

Sejalan dengan cita-cita untuk mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia, pembangunan kelautan merupakan faktor kunci yang harus diselaraskan dengan perkembangan teknologi digital yang terus berkembang. Ini yang disebut sebagai pembangunan Logistik Maritim 4.0 yang diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kepelabuhanan menjadi lebih transparan, efisien, dan akuntabel, serta merupakan sebuah proyeksi untuk menjawab tantangan implementasi revolusi industri 4.0 di bidang logistik.

Dunia logistik terus berkembang, dan akan terus menjadi kebutuhan dalam dunia bisnis dan kehidupan manusia. Untuk itu tetap semangat, terus berusaha dan berkarya dengan ilmu, teknologi, dan inovasi yang dinamis.

Penulis Mahasiswa Program Doktor, Konsentrasi Service Management, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Trisakti

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *