Petugas melakukan kremasi jasad pasien COVID-19 di India. (BP/Antara)

NEW DELHI, BALIPOST.com – Kondisi wabah COVID-19 di India makin mengkhawatirkan. Setelah selama kurang lebih 10 hari mencatatkan tambahan kasus di atas 300 ribu per hari, pada Sabtu (1/5), kasus hariannya sudah melampaui 400 ribu.

Dikutip dari Kantor Berita Antara, India melaporkan peningkatan pasien COVID-19 harian sebanyak 401.993 kasus virus corona jenis baru. Lonjakan kasus terjadi saat negara tersebut membuka program vaksinasi besar-besaran untuk semua orang dewasa, meski sejumlah negara bagian telah mewanti-wanti akan adanya kekurangan vaksin akut.

Baca juga:  Pesanan Menurun, Petani Jual Murah Hasil Panen Kopi

India, yang merupakan produsen vaksin COVID-19 terbesar di dunia, memiliki jumlah suntikan yang terbatas dalam persediaan domestik. Ini, memperburuk infeksi gelombang kedua yang telah mengakibatkan penuhnya rumah sakit dan kamar jenazah.

Sementara itu, keluarga-keluarga memperebutkan pasokan oksigen dan obat-obatan yang semakin langka.

“Kami berharap agar kami bisa mendapatkan vaksin besok atau di hari setelahnya … Saya meminta agar Anda tidak mengantri di pusat-pusat vaksinasi pada Sabtu,” ujar Kepala Menteri negara bagian Delhi yang terdampak parah pada Jumat (30/4).

Baca juga:  BNN-BC Tingkatkan Kemampuan Perangi Narkoba

Ratusan orang terlihat mengantri di seluruh Ahmedabad, kota komersial utama di negara bagian asal Perdana Menteri Narendra Modi di Gujarat untuk mendapatkan vaksinasi.

Kebakaran di sebuah rumah sakit di sekitar 190 km (115 mil) utara Ahmedabad menewaskan 16 pasien virus corona dan dua staf, kabar yang terbaru dari serangkaian kecelakaan mematikan di rumah sakit.

Di seluruh negeri, kematian akibat COVID-19 melonjak 3.523 selama 24 jam terakhir. Menjadikan total korban tewas menjadi 211.853, menurut data kementerian kesehatan.

Baca juga:  Tak Kelihatan Sudah 2 Hari, Pria Ditemukan Jadi Mayat

Jumlah total kasus telah mencapai 19 juta. Ketika gelombang kedua mulai meningkat. India telah menambahkan sekitar 7,7 juta kasus sejak akhir Februari, menurut penghitungan Reuters.

Padahal, India memakan waktu hampir enam bulan untuk menambahkan 7,7 juta kasus sebelumnya. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *