Aparat melakukan olah TKP gantung diri yang dilakukan salah seorang warga Marga. (BP/Istimewa)

TABANAN, BALIPOST.com – Kasus gantung diri mengalami peningkatan di Kecamatan Marga. Peristiwanya terjadi hanya selang sehari dengan jumlah kematian 3 orang.

Tak ingin masalah ini berkepanjangan, jajaran Muspika Marga pun langsung melakukan koordinasi dengan Majelis Alit. Hasilnya, seluruh desa adat diminta untuk menggelar upacara penyapuh jagad.

Camat Marga, I Gusti Agung Alit Adiatmika mengatakan, kematian beruntun akibat gantung diri yang terjadi belakangan ini diakuinya memang tidak wajar. Ini dikarenakan rentang kejadian antara satu kasus dengan kasus lainnya sangat berdekatan, atau dalam hitungan hari saja.

Atas dasar itu, pihaknya langsung meminta petunjuk kepada Majelis Alit terkait dengan fenomena gantung diri yang terjadi. “Hasilnya semua desa adat diminta untuk membuat upacara yang disebut upacara penyapuh jagad. Dan ini sesuai dengan lontar Roga Sangara Bumi, dan sudah dibuatkan surat edaran ke desa-desa untuk menjalankannya, dengan harapan kasus ini tidak terus berlanjut,” terangnya, Kamis (22/4).

Baca juga:  Masih Belum Stabil, Polisi Belum Periksa Septiyani

Lanjut kata Alit Adiatmika, upacara penyapuh jagad ini ditujukan pada para bhutakala agar sudi memaafkan ulah manusia, mengembalikan umi ini menjadi bersih dan suci kembali. Tujuannya yang paling penting sudah tentu agar tidak lagi terjadi hal-hal negatif atau dijauhkan dari segala malapetaka.

Untuk diketahui, sejumlah kasus gantung diri terjadi di wilayah Kecamatan Marga belum lama ini. Setidaknya ada tiga kasus dengan motif/alasan korban beragam.

Baca juga:  Rudin Sudah Beberapa Kali Coba Bunuh Diri

Pertama terjadi di Banjar Cau, Desa Tua, dimana lantaran masalah ekonomi Ida Bagus KDP (25) nekat gantung diri dan diketahui Minggu (18/4) siang. Sebelum ditemukan gantung diri, korban terakhir dilihat oleh neneknya pada Jumat (16/4).

Menurut saksi, usai mandi korban mengurung dirinya di dalam kamar. Selanjutnya diketahui sudah tergantung di dalam kamar.

Kasus kedua juga dilaporkan Minggu (18/4), dengan korban I Made S (61) alamat Banjar Pengembungan, Desa Tegaljadi. Korban diduga depresi akibat penyakit saraf kejepit yang tidak kunjung sembuh dan sudah sering masuk meja operasi. Korban nekat gantung diri di pohon belimbing di kebun belakang rumahnya.

Baca juga:  Guru SD di Gunaksa Ditemukan Tewas Dengan Leher Tergorok

Kasus ketiga, I Made BS (40) alamat banjar Dinas Payangan Tengah, Desa Payangan di dalam kamar rumahnya. Korban diduga depresi lantaran kehilangan pekerjaan akibat pandemi COVID-19 serta masalah dengan istrinya yang pergi meninggalkan korban tanpa pesan dan tidak pernah kembali sejak Januari 2021. (Puspawati/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *