Prof. Wiku Adisasmito. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Perkembangan peta zonasi risiko per 11 April 2021, menunjukkan terjadi peningkatan pada zona merah atau risiko tinggi. Yaitu dari 10 menjadi 11 kabupaten/kota.

Sementara itu, zona oranye atau risiko sedang juga meningkat, dari 289 menjadi 316 kabupaten/kota. Sedangkan zona kuning atau risiko rendah menurun dari 207 menjadi 178 kabupaten/kota. Zona hijau Tidak Ada kasus 8 kabupaten/kota dan Tidak Terdampak 1 kabupaten/kota.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito, dalam evaluasi mingguan yang disiarkan kanal YouTube BNPB Indonesia, Kamis (15/4), dipantau dari Denpasar mengatakan perlu ada upaya perbaikan penanganan bagi daerah yang mengalami perpindahan dari zona orange ke merah. Ia menjelaskan dalam menentukan zonasi risiko, terdapat indikator yang digunakan yakni epidemiologi, surveilans kesehatan serta pelayanan kesehatan.

Baca juga:  Bicara dengan Wakil Dubes Inggris, Gubernur Koster Beber Strategi Penanganan COVID-19 Sekala Niskala

“Sebagai catatan ada 6 kabupaten/kota yang berada di zona oranye, pada minggu ini berubah ke zona merah,” kata Wiku.

Dua di antara kabupaten/kota itu ada di Bali. Yakni Tabanan dan Denpasar. Selain itu, ada Palembang di Sumatera Selatan, Deli Serdang dan Kota Medan di Sumatera Utara serta Tanah Bumbu di Kalimantan Selatan. Ia pun meminta pemerintah daerah (Pemda) dari 6 wilayah ini, terus memantau perkembangan zonasi risiko daerahnya.

Baca juga:  Lonjakan Kasus COVID-19 Terjadi di Singapura, Bandara Soetta Perketat Kedatangan Internasional

Dan hasil pemantauan dapat dijadikan pertimbangan untuk melakukan perbaikan dalam penanganan Covid-19. Selain 6 Pemda beserta masyarakatnya pada kabupaten/kota dimaksud, Pemda lainnya juga diminta waspada dan segera memantau perkembangan zonasi risikonya.

Ia kembali mengingatkan bahwa pekerjaan rumah dalam zonasi risiko adalah menurunkan kabupaten/kota di zona oranye untuk dapat segera berpindah ke zona kuning dan hijau. “Perkembangan minggu ini, zona merah dan oranye yang bertambah menandakan perlunya kita untuk terus memperbaiki penanganan dan terus meningkatkan koordinasi dengan seluruh unsur di daerah dengan memanfaatkan fugsi posko,” pesan Wiku. (Diah Dewi/balipost)

Baca juga:  RSUP Sanglah Akui Ada Dokter Residen dan Tenaga Medis Terpapar COVID-19, Ini akan Dilakukan
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *