Petugas kesehatan menyiapkan vaksin AstraZeneca. (BP/eka)

LONDON, BALIPOST.com – AstraZeneca pada Rabu (7/4) mengatakan sedang bekerja dengan regulator Eropa dan Inggris untuk mengubah informasi produk pada vaksin COVID-19-nya. Ini, setelah pihak berwenang mengatakan mereka menduga kemungkinan pembekuan darah otak sebagai efek samping yang jarang terjadi dari penggunaan vaksin tersebut.

“Kedua tinjauan ini menegaskan kembali bahwa vaksin tersebut menawarkan perlindungan tingkat tinggi terhadap semua tingkat keparahan COVID-19 dan bahwa manfaat ini terus jauh lebih besar daripada risikonya,” kata AstraZeneca dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Kantor Berita Antara.

Baca juga:  Trump Sebut Vaksin COVID-19 Tersedia April Depan

Namun, mereka sampai pada pendapat bahwa peristiwa ini memiliki kemungkinan hubungan dengan vaksin dan meminta agar itu didaftar sebagai potensi efek samping yang sangat langka. “AstraZeneca telah secara aktif bekerja sama dengan regulator untuk menerapkan perubahan ini pada informasi produk.”

Terpisah, panel penasihat keamanan vaksin Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan pada Rabu (7/4) bahwa hubungan sebab-akibat antara vaksin AstraZeneca COVID-19 dan kasus pembekuan darah yang jarang terjadi dengan trombosit rendah “dianggap masuk akal tetapi tidak dikonfirmasi”.

Baca juga:  Meski Petugas di Gilimanuk Berkurang, Pelaku Perjalanan Wajib Penuhi Syarat Rapid Test

Para ahli independen, dalam pernyataan yang dikeluarkan setelah meninjau data global terbaru, mengatakan bahwa kajian khusus diperlukan untuk memahami sepenuhnya hubungan potensial antara vaksinasi dan kemungkinan faktor risiko.

“Penting untuk dicatat bahwa meskipun mengkhawatirkan, peristiwa yang sedang dikaji sangat jarang, dengan jumlah yang rendah dilaporkan di antara hampir 200 juta orang yang telah menerima vaksin AstraZeneca COVID-19 di seluruh dunia,” kata panel itu.

Baca juga:  Tahun Depan Indonesia Ditargetkan Dapat Vaksin COVID-19 Sebanyak 290 Juta, Ini 10 Sumbernya

Ia menambahkan bahwa panel itu akan bertemu minggu depan untuk meninjau data tambahan. (kmb/balipost)

BAGIKAN