Warga melakukan pembersihan selokan, badan jalan, dan lainnya yang melibatkan pekerja dari masyarakat sendiri. (BP/Istimewa)

NEGARA, BALIPOST.com – Program bantuan langsung untuk masyarakat melalui anggaran Dana Desa mulai bergulir. Jumlah penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang diperuntukkan membantu di masa Pandemi COVID-19 di desa-desa jumlahnya beragam.

Salah satunya di Desa Asahduren dari puluhan KK yang diajukan, hanya lolos dua KK yang tahun ini mendapatkan BLT. Jumlah KK penerima BLT ini terkecil dibandingkan dengan desa lainnya di Kabupaten Jembrana yang menerapkan bantuan serupa.

Perbekel Asahduren, I Nyoman Mandia, mengatakan jumlah penerima BLT yang hanya dua KK ini merupakan hasil verifikasi sebelumnya. Dari puluhan yang diajukan, hanya dua yang masuk kriteria penerima BLT.

Baca juga:  Swalayan di Bangli Diingatkan Sediakan Tempat Cuci Tangan dan Sanitizer

“Ada 14 item kriteria dan dari verifikasi, memang hanya dua KK yang masuk kategori BLT tahun ini. Tetapi kami juga terapkan pemberdayaan masyarakat langsung sesuai petunjuk,”  tandas Mandia.

Salah satunya melalui Padat Karya Tunai (PKT) dengan sejumlah kegiatan pembersihan jalan di banjar-banjar. Untuk PKT yang sudah mulai berjalan di beberapa ruas jalan desa ini, menurutnya ditargetkan bisa mencakup tenaga kerja lebih dari 200 warga atau KK. “Untuk PKT ini kita lakukan pembersihan selokan, badan jalan dan lainnya yang melibatkan pekerja dari masyarakat sendiri. Sehingga dampak padat karya dapat langsung dirasakan,” tambah Mandia.

Baca juga:  Desa di Deadline Wajib Tuntaskan Pembahasan APBDes Perubahan Tahun 2020

Dengan melibatkan masyarakat langsung untuk kegiatan anggaran desa, diharapkan bisa memberikan penghasilan di masa pandemi ini. Dengan sistem upah per jam dan sehari diambil setengah hari.

Desa yang mayoritas penduduknya merupakan petani kebun ini juga menerapkan strategi waktu, agar pekerjaan bisa berlangsung dan anggaran terserap langsung. Salah satunya dengan mengambil waktu dil uar masa panen hasil perkebunan.

Sebab, di saat panen hasil bumi, akan lebih sulit mencari warga untuk melakukan kegiatan PKT. Warga akan fokus pada panen yang menyita waktu dan menghasilkan (Surya Dharma/balipost)

Baca juga:  Kemenkeu Siapkan BLT Minyak Goreng
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *