Kondisi los-los pasar di Parkir Manuver Gilimanuk yang kosong dibagian dalam. Para pedagang yang masih bertahan di lokasi tersebut mempertanyakan kelanjutan pasar tersebut. (BP/Olo)

NEGARA, BALIPOST.com – Sejak rampung dibangun dan pedagang oleh-oleh di Parkir Manuver, Lingkungan Jineng Agung, Kelurahan Gilimanuk mulai menempati, belum ada kepastian yang diterima pedagang. Apalagi saat ini kondisi pasar di bagian dalam tidak ada pedagang alias kosong dan tak terurus. Puluhan pedagang yang sebelumnya direlokasi dan memiliki Hak Guna Bangunan (HGB), mengharapkan adanya perhatian. Khususnya berkaitan dengan status mereka dan siapa yang mengelola pasar tersebut.

Salah satu pedagang, Ida Bagus Alit Negara, Minggu (7/3) menyesalkan kondisi pasar yang mereka tempati sekarang seperti di anaktirikan. Hingga kemarin pedagang yang masih aktif berjualan di kios Pasar yang rampung awal 2020 lalu itu, 20 pedagang. Sebagian besar merupakan pedagang oleh-oleh Bali dan pakaian. Sementara di bagian dalam pasar yang sudah berdiri sejak setahun lalu itu masih kosong. “Kami mempertanyakan kepastian kami ini para pedagang menempati disini. Sudah setahun berlalu sejak kami pindah, tidak ada tanda-tanda ada pengelolaan. Hitam di atas putih juga tidak ada,” terangnya.

Baca juga:  Dorong Peningkatan 37 juta Penumpang, AP 1 Lanjutkan Reklamasi Seluas 107 ha

Para pedagang yang saat ini menempati kios, merupakan pedagang lama yang dulunya berjualan di pertokoan dan telah dibongkar digantu dengan pasar tersebut. Sejatinya, sejak awal, para pedagang sudah tidak setuju adanya pembangunan bangunan pasar itu. Sebab, selain besaran kios yang digunakan lebih kecil dibandingkan dengan sebelumnya, juga bangunan masih bagus. Namun akhirnya pedagang mengalah dan sempat di relokasi di dekat lokasi pasar.

Namun, setelah mereka kembali menempati pasar yang baru itu, selama setahun tidak ada tanda-tanda ada perhatian. Bahkan kondisi di dalam dengan puluhan los yang tergolong mewah (lengkap dengan keran, tempat pelangkiran, keramik dan listrik) seperti diabaikan. Bahkan kosong selama setahun. “Jangankan diisi, pengelolanya saja kita tidak tahu siapa. Kita ini seperti dibiarkan begitu saja. Tetapi surat resmi kami menempati kios ini tidak ada,” tandasnya bersama pedagang lainnya.

Baca juga:  Tolak ke Relokasi, Sejumlah Pedagang Pasar Umum Sukwati Berjualan di Trotoar

Sekedar informasi, bangunan pasar ini selesai dibangun pada awal tahun 2020 lalu. Namun, kondisi pasar hanya hidup dibagian sisi luar saja. Sedangkan di dalam los-los kosong bahkan saat ini sudah terlihat kotor tak terawat.

Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Koperindag) Jembrana, I Komang Agus Adinata, dikonfirmasi mengatakan pasar itu tetap menjadi bagian dibawah Dinas Koperindag. Dan memang hingga saat ini, para pedagang belum memperoleh “kepastian”, dikarenakan belum penyerahan. “Nanti pada saat penyerahan kita pasti berikan, tetapi sama (perlakuannya) dengan (pedagang) pasar-pasar yang lain (tidak seperti dulu). Dan tidak boleh diperjualbelikan,” tandasnya.

Baca juga:  Pelanggaran Parkir di Ubud Masih Banyak

Terkait belum terisinya di bagian dalam (los), dikarenakan memang tidak ada yang mau berjualan disana. Dinas masih mencari formula untuk mengembangkan pasar di dekat pintu Pelabuhan Gilimanuk itu. Apakah nantinya direnovasi menyesuaikan kebutuhan, ataukah yang lainnya. Bisa juga menurutnya apabila ada pengembangan areal Pelabuhan Gilimanuk, ada kebijakan lain guna menunjang rencana tersebut. “Ya kami dengar akan ada pengembangan Pelabuhan, bisa saja nanti kita sesuaikan dengan rencana itu,” tandasnya.

Namun ia memastikan, untuk pasar di parkir manuver itu menjadi kewenangan Dinasnya. Di Gilimanuk ada tiga pasar yang menjadi kewenangan, yakni Pasar Umum Gilimanuk, Anjungan Betutu Gilimanuk dan Pasar Manuver tersebut. (Surya Dharma/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *